news Details

Apa Itu Kanker Laring?

Kanker laring adalah kanker langka ketika sel-sel ganas tumbuh pada laring (kotak suara). Tumor kanker (ganas) adalah sekelompok sel kanker yang dapat tumbuh dan menghancurkan jaringan di sekitarnya. Juga dapat menyebar (bermetastasis) ke bagian tubuh yang lain jika tidak segera diobati. Salah satu akibat kanker laring adalah merusak suara.

Laring adalah bagian dari sistem pernapasan, berbentuk seperti tabung yang terhubung ke bagian atas batang tenggorokan (trakea) yang berfungsi sebagai jalur udara menuju paru-paru.

Sementara pita suara adalah 2 pita otot di tengah laring yang membuat suara dan membantu Anda berbicara. Pangkal tenggorokan membantu makanan dan minuman tidak masuk ke dalam batang tenggorokan agar tidak menyebabkan tersedak. Pangkal tenggorokan berfungsi untuk bernapas, menelan, dan berbicara.

Sel-sel dalam laring terkadang berubah dan tidak lagi tumbuh atau berperilaku normal. Perubahan ini dapat menyebabkan kondisi non-kanker (jinak) seperti radang tenggorokan kronis dan nodul pita suara. Juga dapat menyebabkan tumor non-kanker seperti polip pita suara dan papilomatosis laring.

Perubahan pada sel-sel laring juga dapat menyebabkan prekanker, yang berarti sel-sel abnormal belum menjadi kanker tetapi sangat mungkin menjadi kanker. Kondisi pra-kanker laring yang paling umum adalah displasia.

Penyebab Kanker Laring

Biasanya kanker tenggorokan tumbuh ketika sel-sel sehat mengalami kerusakan dan mulai tumbuh berlebihan. Sel-sel ini mungkin akan berubah menjadi tumor. Seperti yang telah disebutkan di atas, kanker laring adalah tumor yang berasal dari laring atau kotak suara. Mutasi yang merusak sel-sel di laring kebanyakan disebabkan oleh merokok.

Namun, kanker laring juga dapat terjadi karena beberapa faktor risiko seperti berikut ini:

  1. Merokok

Merokok adalah faktor risiko utama yang yang menjadi penyebab kanker laring. Semakin banyak merokok dan semakin lama menjadi perokok, semakin besar pula risiko terkena kanker laring.

Orang yang masih merokok setelah perawatan kanker laring memiliki risiko lebih besar terkena kanker kepala dan leher daripada orang yang berhenti merokok.

Risiko kanker laring juga lebih tinggi pada orang yang tidak merokok atau perokok pasif yang terpapar asap rokok orang lain. Semakin banyak terpapar asap rokok, semakin besar risikonya.

  1. Alkohol

Semakin banyak minum alkohol, semakin besar risiko terkena kanker laring. Seperti merokok, orang yang terus minum banyak alkohol setelah perawatan untuk kanker laring memiliki risiko lebih besar terkena kanker kepala dan leher daripada orang yang berhenti minum.

  1. Merokok dan minum alkohol secara bersamaan

Kebanyakan orang yang minum alkohol juga merokok secara bersamaan, yang ternyata juga dapat meningkatkan risiko kanker laring secara signifikan lebih daripada hanya merokok atau hanya minum alkohol saja.

  1. Usia

Kanker laring lebih sering terjadi pada orang tua (di atas 40 tahun) daripada orang yang lebih muda. Sangat sedikit yang menderita kanker laring pada orang di bawah 40 tahun.

  1. Asbes

Asbes adalah mineral yang terjadi secara alami, dan telah banyak digunakan sebagai bahan bangunan dan banyak industri. Paparan serat asbes di udara juga dapat meningkatkan risiko kanker laring. Risiko terpapar paling tinggi adalah pada pekerja yang berhubungan dengan asbes, seperti penambang atau di bidang manufaktur.

  1. Asam sulfur

Adalah asam kuat yang sangat mengiritasi dan merusak jaringan manusia. Asam sulfur digunakan untuk membuat logam, pupuk, baterai, industri kimia dan petrokimia. Orang yang bekerja di industri ini dapat terpapar asam sulfat. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang terpapar asam sulfat berisiko lebih tinggi terkena kanker laring.

Sementara itu, faktor risiko lainnya juga dikaitkan dengan kanker laring, namun belum cukup bukti untuk menunjukkan bahwa beberapa faktor ini adalah penyebab kanker laring yang diketahui. Tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan kemungkinan faktor risiko terhadap kanker laring berikut ini:

 

  1. Refluks gastroesofagus

Adalah ketika isi lambung (termasuk asam lambung) kembali (refluks) ke kerongkongan, menyebabkan mulas dan ketidaknyamanan di perut bagian atas atau dada. Kondisi ini dapat disebabkan oleh penyakit refluks gastroesofageal (GERD) atau dapat terjadi setelah pengangkatan sebagian atau seluruh lambung melalui pembedahan (gastrektomi). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa asam lambung dapat kembali ke laring, yang merusak jaringan dan meningkatkan risiko kanker laring.

  1. Riwayat kanker keluarga

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang memiliki riwayat keluarga kanker, terutama kanker kepala dan leher, memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker laring.

  1. Diet

Terdapat beberapa bukti bahwa orang yang tidak makan banyak sayuran dan buah memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker laring, terutama jika merokok. Banyak makan makanan produk hewani, daging olahan, dan lemak juga dapat meningkatkan risiko kanker laring.

  1. Human papillomavirus (HPV)

HPV adalah kelompok lebih dari 100 jenis virus, yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual, kontak antar kulit kelamin, dan seks oral. HPV dapat menyebabkan kutil (disebut papilloma) pada berbagai bagian tubuh, termasuk lapisan laring.

Infeksi HPV sangat umum dan dapat terjadi selama bertahun-tahun tanpa timbul gejala. Kondisi ini adalah faktor risiko terhadap kanker serviks dan kanker orofaringeal, dan mungkin dikaitkan dengan kanker laring.

Gejala Kanker Laring

Tanda dan gejala kanker laring berbeda-beda tergantung letak tumor yang dimulai di laring. Kondisi kesehatan lainnya juga dapat menyebabkan gejala yang sama seperti kanker laring.

Gejala kanker laring biasanya ditandai perubahan suara seperti suara serak dan suara lemah yang terjadi lebih dari beberapa minggu. Tanda dan gejala lain kanker laring meliputi:

  • Sakit tenggorokan yang terus menerus
  • Merasa ada sesuatu yang tersangkut di tenggorokan
  • Sulit menelan atau sakit saat menelan
  • Batuk
  • Sakit telinga
  • Kesulitan bernapas
  • Napas berisik (mengi)
  • Benjolan terasa di leher
  • Napas berbau busuk
  • Penurunan berat badan

 

 

Diagnosis Kanker Laring

Mendiagnosis kanker laring dapat dimulai dengan riwayat medis. Jika memiliki gejala kanker laring yang potensial, dokter akan memeriksa dengan cermat dan memulai beberapa tes.

Tes pertama yang dilakukan adalah laringoskopi. Dokter akan memeriksa tenggorokan dan laring dengan jarak dekat menggunakan alat khusus. Jika melihat ada kelainan, dokter mungkin melakukan biopsi. Laboratorium dapat menguji sampel jaringan kecil ini terhadap kanker.

Tes pencitraan bukan cara umum untuk mendiagnosis kanker laring. Namun, tes seperti CT scan atau MRI dapat membantu dokter mengetahui apakah kanker laring telah menyebar.

 

Pengobatan Kanker Laring

Pengobatan penyakit ini tergantung pada stadium kanker laring. Perawatan konvensional untuk kanker laring tahap awal dilakukan dengan pembedahan atau terapi radiasi. Pada tahap selanjutnya, penderita kanker ini mungkin memerlukan kombinasi radiasi dan kemoterapi atau operasi diikuti oleh radiasi.

  1. Operasi

Pembedahan dilakukan dengan pengangkatan tumor kanker dan jaringan di sekitarnya. Dokter dapat melakukan diseksi leher untuk menghilangkan kelenjar getah bening kanker di leher. Operasi kanker laring termasuk reseksi endoskopik, laringektomi parsial, dan laringektomi total.

Tergantung pada jenis operasi, beberapa orang mungkin memerlukan trakeostomi sementara atau permanen, adalah lubang atau stoma di leher yang membantu penyembuhan setelah pembedahan. Beberapa orang membutuhkan stoma permanen untuk membantu bernapas. Juga akan membutuhkan alat bantu untuk berbicara.

  1. Terapi radiasi

Terapi radiasi dapat membunuh sel kanker dan menghilangkan tumor. Ketika melakukan terapi radiasi sinar eksternal, dokter mengarahkan sinar radiasi pada tumor di leher.

Sinar tersebut tergolong kuat dan bisa membakar kulit di samping sel-sel kanker, bahkan menyakitkan.

  1. Kemoterapi

Kemoterapi dilakukan menggunakan kombinasi obat untuk membunuh sel kanker dan meningkatkan efek terapi radiasi. Tim medis menggunakan kemoterapi untuk mengurangi ukuran tumor besar sebelum operasi. Juga dapat membantu meningkatkan hasil bedah dan kosmetik (penampilan).

Obat ini dalam bentuk pil atau infus. Kemoterapi dilakukan dengan memasuki aliran darah dan menyebar melalui tubuh, membunuh sel-sel yang tumbuh dengan cepat, yang mungkin termasuk sel-sel kanker dan sehat.

Kemoterapi dapat menimbulkan efek samping, seperti mual, penurunan berat badan, dan rambut rontok.

Share:

Tags:

Beri Komentar