REHABILITASI MEDIK PADA COVID -19
Oleh dr. Ronni Untung H, dr.Sri Wahyudati, Sp.KFR-K dari RSUP Dr. Kariadi

 

Apakah itu penyakit infeksi virus COVID-19?
Penyakit infeksi virus COVID-19 (coronavirus disease 2019) adalah penyakit yang disebabkan oleh jenis coronavirus baru yaitu Sars-COV-2, yang dilaporkan pertama kali di Wuhan Tiongkok pada tanggal 31 Desember 2019. Infeksi virus ini umumnya menyerang sistem pernafasan, akan tetapi dapat pula menyerang organ-organ lainnya seperti ginjal, usus, mata, jantung dan pembuluh darah. Virus ini bersifat sangat menular dan seluruh rentang usia dapat terjangkit oleh virus ini.
Bagaimana gejala dari infeksi virus COVID-19?
Pada kasus yang ringan (sekitar 80% kasus) dapat bermanifestasi tanpa gejala sama sekali / orang tanpa gejala (OTG) atau hanya melibatkan gejala infeksi saluran pernafasan atas. Pada kasus yang berat akan menyebabkan kerusakan yang luas dari organ paru-paru sehingga menimbulkan kejadian gagal nafas akut.


Kategori gejala COVID-19:
• Gejala infeksi COVID-19 kategori ringan
Gejala bersifat ringan menyerupai gejala flu, seperti demam <38,5°C, batuk kering, mudah lelah, dan kadang disertai nyeri menelan. Ciri khas dari gejala ringan adalah tidak adanya sesak nafas


• Gejala infeksi COVID-19 kategori sedang
Gejala masih menyerupai gejala kategori ringan , namun lebih parah dengan gejala demam dengan suhu diatas 38,5°C, terkadang disertai sesak nafas dan gejala diare.


• Gejala infeksi COVID-19 kategori berat
Gejala pneumonia berat dengan demam tinggi ,sesak nafas berat, nyeri dada, dan dapat berujung pada kondisi gagal nafas.


Penanganan rehabilitasi medik pada infeksi COVID-19?
Rehabilitasi medik pada COVID-19 merupakan tindakan terapeutik suportif non farmakologis.
Tujuan dari tindakan rehabilitasi medik: mengatasi gejala, mempercepat penyembuhan dan mencegah dekondisi (berkurangnya fungsi tubuh akibat kurangnya aktivitas).
Tindakan rehabilitasi medik berupa latihan fisik dengan tingkat intensitas ringan-sedang.
Bentuk latihan antara lain sebagai berikut: latihan pernafasan dalam, latihan pengembangan dada, latihan batuk efektif, latihan mobilisasi dan latihan lingkup gerak sendi.

• Latihan Pernafasan Dalam Diafragmatik
• Latihan Peregangan dan Pengembangan Dada
• Latihan Batuk Efektif
• Latihan Lingkup Gerak Sendi
• Latihan Mobilisasi
• Latihan Relaksasi Pemijatan Otot-otot Pernafasan

Peresepan latihan fisik oleh dokter disesuaikan dengan kondisi dan gejala yang dialami pasien. Pasien dengan gejala ringan umumnya akan sembuh sempurna, namun pada pasien yang bergejala berat seringkali sembuh dengan meninggalkan kecacatan struktur paru-paru dan penurunan fungsi paru sehingga harus diberikan tambahan rehabilitasi untuk menguatkan otot-otot pernafasan dengan alat threshold inspiratory muscle training (TIMT) dan latihan ketahanan untuk meningkatkan stamina dan kebugaran tubuh.

 

 

Share:

Tags:

Beri Komentar