news Details

WASPADA, TELINGA BERAIR PADA ANAK AKIBAT INFEKSI

( dr Dwi Marliyawati, Sp. THT-KL, Msi-Med)

  

Telinga berair adalah salah satu masalah telinga yang paling sering dialami banyak orang. Telinga berair bisa dikenal sebagai ”Congek atau curek” yaitu merupakan situasi dimana telinga berair yang disebabkan berbagai faktor, yaitu infeksi atau peradangan pada lubang telinga luar atau infeksi telinga tengah.

Infeksi telinga luar, pada banyak kasus, penyebabnya karena terlalu sering membersihkan telinga dengan menggunakan kapas telinga atau benda tajam lain seperti peniti, jepitan rambut dan lain-lain. Penggunaan benda berdampak terjadinya luka di kulit liang telinga, atau bahkan yang paling fatal mengakibatkan robeknya gendang telinga. Luka tersebut dapat terinfeksi dan terkontaminasi dengan air yang masuk dari luar telinga, sehingga menyebabkan kondisi telinga berair.

Telinga berair juga dapat disebabkan pecahnya gendang telinga karena tekanan dalam rongga telinga tengah akibat proses infeksi. Ini biasanya disebabkan infeksi saluran pernapasan atas yang berulang. Infeksi ini juga bisa disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri yang menyerang hidung, tenggorokan, dan sinus. Misalnya pilek atau flu yang tidak sembuh-sembuh.Infeksi ini disebut sebagai otitis media.

Otitis media yang bersifat akut sering terjadi pada anak-anak. Anak usia dibawah tiga tahun (batita) merupakan golongan yang paling berisiko terkena infeksi telinga berair. Ini karena sistem imunitas mereka yang masih rentan serta saluran Eustachius di telinga ( saluran yang menghubungkan daerah hidung dan telinga bagian tengah) mereka yang lebih pendek dan sempit dibanding orang dewasa. Dibanding dengan bayi yang mendapatkan ASI, bayi yang tidak mendapat ASI cenderung lebih berisiko mengalami infeksi telinga.Telinga berair pada anak dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti infeksi virus atau bakteri, alergi, pembengkakan sinus, polip, amandel, atau perubahan tekanan udara.

Infeksi ini akan menjalar di saluran telinga atau disebut dengan tuba eustachius di telinga tengah, kemudian terjadi peradangan di telinga tengah dan bisa berlanjut ke stadium yang lebih parah sehingga mengakibatkan gendang telinga pecah, cairan nanah mengalir keluar ke lubang telinga.Apabila penanganan infeksi tidak optimal bisa mengakibatkan berlangsung infeksi yang kronis. Hal ini mengakibatkan terjadinya gangguan pendengaran dan komunikasi pada anak, sehingga bisa mempengaruhi prestasi belajarnya.

Gejala umum otitis media akut berupa demam, hidung tersumbat, telinga terasa nyeri atau penuh, berdengung, sakit kepala, masalah pendengaran, dan keluarnya cairan dari telinga (cairan kuning, bening, atau berdarah).Perubahan perilaku, seperti lebih rewel atau sering menangis.

Kondisi telinga berair kemungkinan akan mengganggu kemampuan mendengar selama beberapa waktu. Umumnya, akan membaik sekitar satu minggu, hingga akhirnya pendengaran kembali normal. Bila cairan tidak hilang sepenuhnya, maka telinga berair dapat berlarut-larut atau sering disebut masyarakat sebagai congek.

Penanganan yang diberikan untuk mengatasi telinga berair karena infeksi harus optimal agar sembuh dengan tuntas. Selain segera berobat ke dokter, perlu perhatian khusus selama perawatan di rumah, yaitu telinga tidak boleh dikorek-korek, telinga tidak boleh kemasukkan air selama mandi dan rutin kontrol.

Pencegahan kekambuhan telinga berair yaitu penting untuk melengkapi imunisasi anak, menjaga kebersihan dan kualitas udara di rumah, biasakan untuk cuci tangan, tetap berikan ASI, serta menghindari kebiasaan membiarkan anak tidur sambil minum susu botol. Jangan biarkan kondisi telinga berair pada anak berlarut-larut, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.

Referensi

  1. Helmi. BedahTelinga Tengah untuk Otitis Media SupuratifKronis. Penerbit FK UI Jakarta. 2005. h: 170
  2. Gulya, A.J, Minor L.B, Poe D.S. Pathology and Clinical Course of the Inflammatory Disease of the Middle Ear in Glasscock-Shambaugh Surgery of the Ear. Sixth edition. Peoples’s Medical Publishing House-USA. 2010
  3. Chole RA, Brodie HA, Jacob A. Surgery of the Mastoid and Petrosa. In Byron J. Bailey & Jonas T. Johnson Head and Neck Surgery Otolaryngology. Fifth edition. Volume two. Lippincott Williams & Willimns. Philadelphia. 2014. p: 2447
  4. Lee K..J. Infections of the Temporal Bone in Essential Otolaryngology. Tenth edition. McGraw Hill. 2012 

 

Share:

Tags:

Beri Komentar