news Details

MANFAAT SERAT (SELULOSA) KANDUNGAN DALAM  BUAH DAN SAYUR BAGI KESEHATAN PENCERNAAN KITA

Penulis : Supriyanta, S.Kep. Ners. dari  RSUP Dr.Kariadi

Sahabat Sehat, pada era milenial saat ini masyarakat umumnya semuanya ingin serba cepat dan praktis. Dari kegiatan aktivitas sehari-hari sampai dengan makan dan minum pun inginnya praktis. Didukung lagi sekarang maraknya makanan cepat saji atau fast food dan junk food.  Sering terjadi di masyarakat, betapa sulitnya seorang ibu atau asisten rumah tangga yang sedang membujuk anak-anak untuk makan sayur ditambah buah. Kaum remaja (dinilai sebagai usia produktif) terutama yang sedang hidup di rumah kos juga termasuk kelompok berisiko tinggi yang jarang mengonsumsi makanan yang berserat, semua inginnya serba praktis. Memang bahwa makanan cepat saji tersebut tampilannya menarik, rasanya juga enak sehingga masyarakat banyak yang menyukai, namun belum tahu risiko makanan kurang serat terhadap pencernaan kita. Makanan cepat saji tersebut seringnya mengandung penyedap rasa yang membuat rasa enak dan pengawet akibatnya untuk kesehatan tubuh juga kurang baik.

Lain halnya dengan makanan yang dimasak sendiri, dibuat dengan sayur segar dan minim penyedap rasa serta tanpa pengawet. Apalagi bila menunya ditambah buah segar, lebih bagus untuk kesehatan tubuh terutama saluran pencernaan yang berkaitan langsung terhadap kandungan serat dalam sayur segar dan buah segar tersebut.

Manfaat serat yang terkandung dalam sayur dan buah diantaranya :

  1. Mengurangi Risiko Terjadinya Penyakit Wasir (Haemoroid).

Ketika kita cukup dalam mengonsumsi kandungan serat yang berasal dari buah dan sayur, maka frekuensi kita dalam buang air besar (BAB) jadi teratur dan lancar (1 atau 2 hari sekali). Di samping itu konsistensi kotoran (faeces) kita jadi lunak karena salah satu fungsi serat adalah menyerap air. Sehingga kita saat BAB tidak perlu mengejan dan mudah, tidak ada penekanan ujung usus besar (rectum). Akan tetapi bila sebaliknya frekuensi BAB kita lama (kurang dari normal) kotoran/faeces kita akan mengeras dan sulit keluar sehingga terjadi penekanan akibatnya terjadi varices di area tersebut yang sering disebut : wasir atau ambeien atau haemoroid. Dan penanganannya seringnya perlu tindakan operasi.

 

  1. Mengurangi Risiko Terjadinya Usus Buntu (Apendicitis).

Salah satu faktor pendukung terjadinya penyakit infeksi usus buntu (appendcitis) adalah kurangnya kandungan serat makanan yang kita konsumsi (sayur dan buah). Kandungan serat dalam makanan yang dikonsumsi membuat BAB lancar dan teratur disebabkan kotoran (faeces) yang dibentuk memanjang seperti bentuk usus besar kita sehingga sensasi BAB cepat saat usus besar terisi penuh. Lain halnya bila konsumsi makanan kurang serat, kotoran (faeces) yang dibentuk akan mringkil-mringkil seperti kotoran kambing, sehingga untuk timbul sensasi BAB lama tunggu usus besar penuh. Dalam perjalanan sisa makanan atau kotoran/faeces dari usus halus sampai usus besar akan melewati organ usus buntu atau apendiks yang berbentuk kantong kecil dan tipis berukuran 5-10 cm. Bila kotoran/faeces itu seperti kotoran kambing dalam perjalanannya turun, bukan tidak mungkin ada butiran kotoran/faeces masuk kekantong usus buntu dan bisa menyebabkan peradangan. Nah inilah yang dinamakan penyakit usus buntu/apendicitis.

 

  1. Mengurangi Risiko terjadinya Kanker Usus Besar

Selain  2 kasus di atas, kurang konsumsi serat juga dapat sebagai faktor pendukung terjadinya tumor/kanker usus. Karena lamanya sisa makanan/kotoran transit di usus, hal ini memberi kesempatan zat-zat karsinogen (pemicu kanker) lebih banyak terserap di usus besar. Ini awal mulanya terjadi kanker usus besar. Zat karsinogen banyak terkandung dalam pengawet, pewarna, dll

 

DAFTAR PUSTAKA :

 

  1. Potter, Patricia A, Perry, Anne Griffin. Fundamentals of Nursing. 2005
  2. Graham L. Hill MD, J.C. Goligher. Disorders of Nutrition and Metabolism In Clinical Surgery: Understanding and Management.
  3. http://tekpan.unimus.ac.id. SERAT MAKANAN DAN KESEHATAN. 2006
  4. https://journal.ipb.ac.id. SERAT MAKANAN DAN PERANANNYA. 2006
  5. Empiris-pribadi.penulis. 2000

 

Share:

Tags:

Beri Komentar