news Details

BAHAYA TERAPI LILIN TELINGA

Muyassaroh, Rully Satriawan

Kelompok Staff Medik THT-KL RSUP Dr.Kariadi semarang

 

            Terapi lilin telinga atau ear candle saat ini sering dilakukan masyarakat. Tindakan ini diyakini dapat membantu membersihkan kotoran telinga dan mengurangi rasa tidak nyaman pada hidung maupun telinga.1 Praktisi terapi lilin menyatakan tindakan terapi lilin akan menghasilkan tekanan negatif pada liang telinga dimana diyakini dapat menarik keluar kotoran telinga.

            Tindakan terapi lilin berasal dari Tibet, Cina, India dan Mesir. Lilin berlubang terbuat dari kapas yang direndam dengan lilin atau parafin hingga mengeras. Lilin yang digunakan terkadang diberi campuran rempah dan lainnya guna menghasilkan aroma tertentu seperti mawar, lidah buaya, madu dan lainnya.2

            Terapi lilin dilakukan dengan cara berbaring miring ke satu sisi. Telinga yang akan terapi akan diberikan semacam piring penutup untuk melindungi dari tetesan lilin, kemudian lilin akan dimasukkan kedalam liang telinga melalui lubang yang ada ditengah piring pelindung tersebut. Lilin tersebut kemudian dinyalakan dan dibiarkan terbakar diatas liang telinga selama kurang lebih 15 menit dengan menjaga lubang ditengah lilin selalu terbuka.2

            Nahid dkk mengumpulkan keuntungan dari terapi lilin yang beredar di masyarakat tetapi belum dapat dibuktikan secara ilmiah, diantaranya adalah dapat menyembuhkan sinusitis, membersihkan liang telinga luar, memperbaiki pendengaran, mengatur tekanan darah, menjernihkan pikiran, meningkatkan kecerdasan, mengobati sindroma menierre, bekerja sebagai antiinflamasi dan antibiotik, mengeluarkan energi negatif dan lain sebagainya.2,3

            Namun terdapat bahaya dari terapi lilin yang mengancam penggunanya. Bahaya tersebut antara lain cedera atau luka bakar akibat lilin yang masuk kedalam liang telinga, berlubangnya gendang telinga akibat tetesan lilin, rusaknya gendang telinga dan tulang-tulang pendengaran dan gangguan pendengaran.

            Seely dkk, tahun 1996 melakukan penelitian, yaitu mengukur tekanan telinga menggunakan alat timpanometri saat dilakukan tindakan terapi lilin.4 Pengukuran berguna untuk membuktikan terapi lilin dapat menghasilkan tekanan negatif didalam liang telinga sehingga dapat mengeluarkan kotoran telinga. Hasil penelitian tersebut adalah tidak ada perubahan tekanan dalam telinga saat dilakukan terapi lilin dan tidak ada serumen atau kotoran telinga yang keluar dari telinga selama pengamatan.4

Dalam percobaan yang dilakukan, hasil pembakaran lilin berisi molekul alkana yang terdapat dalam komposisi lilin, dan tidak didapatkan kotoran telinga terapi lilin. Sehingga disimpulkan bahwa tindakan ini tidak berfungsi untuk membersihkan kotoran telinga.5  

            Hornibrook, tahun 2012 menyatakan terdapat sisa tetesan lilin yang tertinggal pada liang telinga dan gendang telinga setelah terapi lilin, sehingga dapat disimpulkan bahwa terapi lilin tidak dapat mengangkat kotoran telinga bahkan dapat mengganggu kesehatan telinga.5

 

REFERENSI

  1. Ernst E. Ear candles: a triumph of ignorance over science. J Laryngol Otol 2004; 118: 1–2.
  2. Nahid K, Narayanan P, Jalaluddin MA. Ear Candling: A Dangerous Pleasure? Iran J Otorhinolaryngol 2011; 23: 51–54.
  3. Husni T. KOMPLIKASI TINDAKAN EAR CANDLE. J Kedokt Syiah Kuala 2016; 15: 51–55.
  4. Seely DR, Quigley SM, Langman AW. Ear Candles-Efficacy and Safety. The Laryngoscope 1996; 106: 1226–1229.
  5. Hornibrook J. Where there’s smoke there’s fire--ear candling in a 4-year-old girl. N Z Med J Online; 125.

 

Share:

Tags:

Beri Komentar