news Details

LEPTOSPIROSIS BUKAN PENYAKIT BIASA
Oleh dr. Muchlis Achsan Udji Sofro,SpPD-KPTI,FINASIM dari RSUP Dr.Kariadi

Semarang (10/07) – Sahabat sehat, leptospirosis merupakan penyakit demam akut dengan gejala klinis yang bervariasi dan disebabkan oleh kuman Leptospira. Variasi klinisnya bisa ringan mirip influensa, tapi bisa berat bila disertai penyulit seperti: penyakit ginjal akut, ikterus (kuning) karena terganggunya hati, serangan jantung, dan perdarahan di paru, saluran cerna atau di otak yang menyebabkan kematian.
Semua umur dan jenis kelamin (laki dan perempuan sama) bisa terserang Leptospirosis. Dapat berjangkit di semua musim, namun lebih banyak di musim penghujan, apalagi kalau ada banjir. Sebab ditularkan melalui air kencing tikus dan anjing, sehingga sarana penularannya air, seperti genangan air di daerah banjir, air selokan, maupun air sungai.
Pekerja yang bersentuhan dengan air, seperti petani, petugas pembersih selokan, pekerja tambang, dan pekerja bangunan di daerah basah dan lembab yang ada binatang mengeratnya.
Akhir-akhir ini terjadi peningkatan jumlah kasus Leptospirosis berat yang harus dirawat di rumah sakit di kota Semarang, Yogyakarta, Surabaya dan Jakarta.
Sahabat sehat, cara penularan Leptospirosis yaitu melalui kontak langsung maupun tidak langsung dengan air, tanah, tanaman yang terpapar urin binatang mengerat (terutama tikus) dan anjing yang mengandung kuman Leptospira. Leptospira masuk ke dalam tubuh kita melalui kulit yang terluka atau lapisan mukosa (selaput lendir) mulut, saluran cerna, saluran hidung dan selaput mata. Kuman Leptospira mengikuti aliran darah menuju seluruh tubuh dan menyerang organ-organ penting seperti: hati, jantung, ginjal, paru dan otak.
Masa inkubasi: 2-12 hari, rata-rata: 7 hari. Onset penyakit bersifat mendadak, disertai demam tinggi dan menggigil (mirip malaria). Sepertiga pasien mengalami gejala awal berupa kelemahan umum (nglungkrah), dan sakit kepala yang dengan istirahat dapat sembuh sempurna.
Gejala klinis Leptospirosis bervariasi, mulai sakit ringan (Leptospirosis ringan) hingga Leptospirosis Berat (seluruh tubuh berwarna kuning seperti sakit Hepatitis, timbul perdarahan misalnya: mimisan, batuk darah, muntah darah, berak darah, perdarahan di otak hingga pasien mengalami koma).
Leptospirosis ringan (90% kasus Leptospirosis) ditandai : demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri perut, mual dan muntah. Pasien sering datang ke dokter dengan keluhan mirip sakit influenza. Pemeriksaan laborat acapkali didapatkan: leukositosis (peningkatan jumlah leukosit), dan trombositopeni (penurunan jumlah trombosit) sehingga kadang dianggap sebagai demam berdarah. Dengan antibiotik golongan dasar sudah dapat disembuhkan sempurna.
Leptospirosis Berat (10% kasus Leptospirosis) didapatkan kelainan organ tubuh: ginjal (penurunan fungsi ginjal). Pasien datang ke dokter dengan demam dan penurunan produksi urin, sesak nafas karena penumpukan cairan di paru. Perdarahan di paru (batuk darah), sebagian pasien leptospirosis berat masuk ke Rumah Sakit dianggap Tuberkulosis Paru karena batuk darah.
Komplikasi di jantung mengalami miokarditis (gangguan otot jantung) yang menyebabkan nyeri dada dan mati mendadak. Sebagian pasien dengan serangan jantung dan demam setelah diperiksa ternyata Leptospirosis yang berkomplikasi ke Jantung. Setelah dikelola Leptospirosis mengalami perbaikan serangan jantungnya. Kadang Leptospriosis berat menglami perdarahan di otak (mirip stroke).
Komplikasi di organ target tersebut tergantung virulensi (keganasan) kuman Leptospira, jenis (strain yang berjumlah 32 buah) dan status kekebalan tubuh pasien.
Semua pasien Leptospirosis berat menunjukkan gejala demam yang tinggi (lebih dari 39 C) pada dua hari pertama, dan bisa berlangsung sampai 8 hari. Selanjutnya muncul gejala kuning (ikterus) di mata, kulit, dan air kencing yang berwarna kuning tua seperti air teh, sehingga sering saat pertama kali terdiagnosis dianggap sebagai Hepatitis akut.
Sebagian besar Leptospirosis Berat mengalami perdarahan (hampir 70%). Perdarahan ini bisa perdarahan di bawah kulit (bintik-bintik kemerahan), perdarahan gusi dan langit-langit mulut, mimisan, perdarahan saluran cerna (muntah darah, berak darah), perdarahan paru (batuk darah) dan perdarahan otak (mirip Stroke: sakit kepala, sulit tidur, gangguan kesadaran, dan kekakuan leher).
Gejala saluran cerna yang dikeluhkan pasien: nafsu makan menurun, susah buang air besar, mual, muntah, nyeri perut, kembung dan cegukan.

 

Share:

Tags:

Beri Komentar