IMPLAN KOKLEA
Oleh Dr. Dian Ayu Ruspita, Sp.THT-KL(K), Msi.Med dari RSUP Dr.Kariadi
Implan koklea (implan rumah siput) adalah alat elektronik yang mempunyai kemampuan menggantikan fungsi koklea (rumah siput) yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan mendengar dan berkomunikasi pada pasien tuli saraf derajat berat sampai sangat berat baik unilateral (satu sisi) maupun bilateral (dua sisi) yang tidak dapat ditangani dengan penggunaan alat bantu dengar konvensional. Tuli saraf yang terjadi bisa didapat sejak lahir maupun pasca lingua (terjadi setelah perkembangan bahasa & bicara baik).
Pemasangan implan koklea pertama pada anak di dunia dilakukan tahun 1969 di House Ear Institute, Los Angeles, California. Food and Drug Administration (FDA) kemudian menyetujui operasi implan koklea pada pasien dewasa tahun 1980 dilanjutkan pada anak tahun 1986. Implan koklea pertama kali di Indonesia dilakukan pada bulan Juli 2002 pada 2 penderita. Akhir tahun 2007, operasi implan koklea telah dilakukan secara keseluruhan pada 27 anak dan 1 orang dewasa dan saat ini semakin berkembang dikarenakan informasi yang didapat cukup difahami penderita dan/atau keluarga dan perkembangan alat yang semakin baik. Pemasangan elektroda tersebut memerlukan tindakan operatif dalam bius total, dikerjakan oleh operator yang handal dan berpengalaman serta tim yang solid dan berkomitmen.
Penggunaan implan dapat unilateral maupun bilateral, tergantung kelainan yang terjadi pada individu tersebut. Keuntungan penggunaan implan koklea bilateral dibandingkan dengan unilateral pada populasi anak-anak adalah:
- lokasi suara yang lebih baik.
- perbaikan pendengaran pada kebisingan.
- perkembangan bahasa yang lebih baik.
Pemasangan implan bilateral dapat dilakukan secara simultan (operasi bersamaan) ataupun sekuensial (terpisah/tidak bersamaan).
Laporan subjektif menyatakan kepuasan pemakai implan koklea bilateral lebih besar dibandingkan dengan pemakaian unilateral. Pengguna implan koklea bilateral menyatakan bahwa mereka lebih mudah menentukan lokasi suara dan lebih mudah mendapatkan gambaran dan meringankan tingkat konsentrasi.
Pelaksanaan implan koklea bilateral baik simultan maupun sekuensial memiliki keuntungan dan kerugian. Operasi yang dilakukan simultan memilliki keuntungan diantaranya adalah persiapan operasi, tindakan anestesi (pembiusan), pembedahan, pemulihan maupun evaluasi yang dilakukan hanya satu kali. Kerugian operasi secara simultan adalah ketidaknyamanan yang dirasakan pasien meningkat dibanding operasi yang dilakukan sekuensial. Kerugian operasi secara sekuensial yaitu tindakan anestesi (pembiusan) yang dilakukan 2 kali.
Komitmen antara pasien, orangtua, tenaga kesehatan terkait sangat diperlukan agar hasil dari tindakan operasi ini yaitu perkembangan bicara & bahasa pasien (terutama pada kasus tuli yang didapat sejak lahir) menjadi optimal.
Diperlukan beberapa tahapan pemeriksaan sebelum dilakukan operasi implan koklea diantaranya yaitu pemeriksaan pendengaran, pemeriksaan radiologik, tes kemampuan bicara & bahasa, evaluasi psikologis, penilaian dan persiapan lingkungan sosial dan pendukung.
Pasca operasi implan koklea dibutuhkan terapi wicara yang dilakukan oleh terapist wicara – AVT (audioverbal therapist) untuk meningkatkan & mengevaluasi kemampuan bicara & bahasa pasien.
Penggunaan implan koklea masih sangat jarang dilakukan oleh para penderita kurang pendengaran dikarenakan berbagai kendala penting diantaranya:
- Harga alat yang masih relatif mahal.
- Terbatasnya sumber daya manusia yang terlibat antara lain: dokter operator, dokter ahli elektrofisiologi, terapist wicara, dokter tumbuh kembang anak & ahli psikologis anak.
RSUP Dr. Kariadi Semarang berkomitmen untuk melakukan pelayanan guna meningkatkan kualitas hidup penderita kurang dengar dengan memulai mengembangkan prosedur ini. Penderita dan keluarga dapat berkonsultasi kepada tim implan koklea untuk mendapatkan informasi dan pelayanan lebih lanjut.
Beri Komentar