Jantung Terpadu
VISI
Menjadi rumah sakit pendidikan dan rujukan nasional kardiovaskular yang unggul
MISI
- Menyediakan pelayanan jantung terpadu dan rujukan yang paripurna bermutu kelas dunia, menjamin keselamatan pasien dan menjangkau seluruj masyarakat.
- Menyelenggarakan penelitian di bidang kardiovaskular yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan dan perkembangan ilmu kardiovasular.
- Menyediakan pendidikan dan pelatihan kardiovaskular yang berkualitas sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan dan perkembangan ilmu
- Pelayanan Jantung dan Pembuluh Darah (Cardiovascular Center) Rumah Sakit Umum Pusat dr. Kariadi merupakan unit pelaksana teknis pelayanan jantung yang berada dibawah naungan RSUP dr. Kariadi, berdiri pada tanggal14 September 2006 diresmikan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia dengan SK dari direktur nomor 00.01/ I.IV/ 626/ 2016.
- Berdirinya Cardiovascular Center RSDK dilatar belakangi oleh minimnya kapasitas fasilitas pelayanan jantung di Indonesia. Selain itu tingkat kebutuhan masyarakat akan adanya pelayanan jantung secara komprehensif dan terintegrasi semakin bertambah.
- PelayananJantung dan Pembuluh Darah RSUP dr.Kariadi merupakan salah satu produk layanan unggulan RS yang diharapkan dapat melakukan pencegahan dan pengobatan penyakit jantung dan pembuluh darah yang semakin meningkat baik kuantitas maupun kualitas khususnya di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya. Diharapkan dengan adanya Pusat Jantung dan Pembuluh Darah RSUP dr. Kariadi, pelayanan jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular) yang terpadu, bermutu, efisien, efektif dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dapat diperoleh.
- Dengan bentuk fisik berupagedung 3 lantai, CC-RSDK mempunyai bentuk pelayanan berupa:
- Poliklinik rawat jalan jantung dan pembuluh darah (lantai 1)
- Ruang rawat inap jantung (lantai 2 dan 3) yang terdiri dari bangsal jantung dewasa laki-laki, bangsal jantung dewasa wanita, bangsal jantung anak, bangsal jantung VIP dan VVIP, ruang pasca operasi untuk perawatan pasca bedah jantung dan tindakan intervensi jantung yang lain seperti kateterisasi jantung (PCA), pemasangan ring (PCI), pemasangan balon pada katup mitral (BMV), pemasangan alat untuk jantung bocor (ASO,ADO), pemasangan pacu jantung (pacemaker) dll
- Ruang pemeriksaan penunjang diagnostik non invasif seperti : ekokardiografi, treadmill test, dan holter monitor.
- Laboratorium kateterisasi
- Didukung oleh dokter spesialis dan sub spesialis berbagai multidisiplin ilmu, dengan konsep pelayanan terintegrasi dan komprehensif dari tahun ke tahun CC-RSDK mampu menangani kasus yang semakin kompleks. Pada tahun 2016 CC-RSDK telah mampu melakukan tindakan invasif dibidang jantung dan pembuluh darah sebanyak 2.276 tindakan, tindakan diagnostik non invasif sebanyak 11.709 tindakan, tindakan operasi bedah jantung sebanyak756 tindakan, pelayanan rawat jalan sebanyak856 kunjungan.
- Komitmen CC-RSDK adalah memberikan pelayanan terbaik bagi pasien, menghasilkan output yang relatif baik dengan tingkat keberhasilan intervensi jantung maupun operasi bedahjantung yang tinggi. .
- Sebagai salah satu rumah sakit pusat rujukan dan pelayanan unggulan dibidang jantung dan pembuluh darah, CC-RSDK telah mampu melayani berbagai tindakan seperti :
1. Karidiologi Intervensi
a. Percutaneous Coronary Intervention (PCI) pada penyumbatan Total Kronik (CTO: Chronic Total Occlusion).
Percutaneous Coronary Intervention adalah prosedur minimal invasif dengan melakukan pelebaran pembuluh darah yang menyempit dengan balon dan dilanjutkan pemasanagan stent (ring/cincin) agar pembuluh darah tetap terbuka.
Chronic Total Occlusion (CTO) adalah penyumbatan pembuluh darah total kronik (lebih dari 3 bulan) dengan penyumbatan lebih dari 99% serta terdapat pengurangan aliran darah koroner (TIMI 0-1)
PCI pada CTO merupakan prosedur yang sulit dilakukan dengan resiko yang tinggi. Komplikasi PCI pada CTO adalah perforasi pembuluh darah koroner, donnor vessel dissection, Miocardial Infarction, Arrhytmia, Contrast Induced Nephrophaty,dll. Dengan tingginya resiko dan komplikasi tersebut, maka prosedur PCI pada CTO harus dilakukan dengan fasilitas yang memadai serta Sumber Daya Manusia yang berkompeten. Prosedur Prosedur PCI di RS dr Kariadi telah pada tahun 2015 sebanyak 947 prosedur, dengan prosedur PCI pada CTO dengan jumlah kasus sebanyak >100 pasien per tahun.
Gambar Prosedur Pemasangan PCI
Gambar Prosedur tindakan PCI pada CTO, gambar sebelum tindakan (kiri) & gambar setelah tindakan (kanan)
b. PCI pada lesi koroner dengan pengapuran (Coronary Artery Calcification) dengan Rotablator.
Coronary Artery Calcification (CAC) mempunyai prevalensi yang tinggi pada pasien dengan Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan berhubungan dengan prognosis kardiovaskular yang buruk. CAC awalnya dianggap sebagai lesi ringan dan meningkat sesuai dengan bertambahnya usia, namun dalam proses tersebut ternyata CAC menyebabkan kekakuan. Prosedur PCI pada CAC merupakan prosedur yang sulit dilakukan dan membutuhkan Fasilitas dan Sumber Daya Manusia yang berkompeten. PCI dengan CAC dapat dilakukan dengan menggunakan Rotablator device, yaitu sebuah device yang dapat mengabrasi secara rotational pada lesi tersebut menjadi partikel yang lebih kecil sehingga dapat membuka pembuluh darah koroner yang tersumbat.
Prosedur PCI menggunakan Rotablator telah dapat dilakukan di RS dr Kariadi dengan jumlah kasus 7. (dari tahun 2015)
Gambar Ilustrasi PCI dengan Rotablator device
Gambar Angiografi koroner PCI dengan Rotablator device
Gambar Angiografi koroner PCI dengan Rotablator .
Gambar sebelum tindakan (kiri), dan gambar setelah tindakan (kanan)
2. Kardioologi Intensif dan Kegawatdaruratan
a. Pemasangan intraaortic baloon counterpulsation (IABP) pada saat PCI dengan komplikasi atau prolonged syok kardiogenik.
Salah satu risiko dari prosedur PCI adalah syok kardiogenik, yaitu suatu keadaan dimana jantung secara tiba tiba tidak bisa memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh serangan jantung yang berat dan fatal bila tidak ditatalaksana dengan baik. Keadaan syok kardiogenik dapat ditatalaksana dengan pengobatan dan “device”. Salah satu alat untuk membantu menangani keadaan tersebut adalah menggunakan Intraaortic Balloon Pump (IABP). IABP merupakan suatu alat mekanik dengan mekanisme memasukkan balon ke aorta dengan suatu irama sehingga meningkatkan aliran darah ke kejantung dan pembuluh darah lain.
Pengoprasian IABP membutuhakan sarana prasarana serta Sumber Daya Manusia yang berkompeten. Saat ini prosedur IABP telah dapat dilakukan di RS Dr Kariadi Semarang.
Gambar Intra-aortic Balloon Pump (IABP) machine (kiri), dan ilustrasi pemasangan IABP (kanan)
Gambar Foto Roentgen Thorax pasien dengan IABP device terpasang
3. Kardiologi anak dan Penyakit Jantung Bawaan
a. Penutupan Atrial Septal Defect II (ASD II) secara percutan dengan Kateter / ASO.
Atrial Septal Defect (ASD) merupakan suatu penyakit jantung kongenital dimana terdapat hubungan (celah/lubang) pada sekat antara atrium kiri dan kanan jantung. Sehingga menyebabkan pasien dengan kondisi tersebut mengalami gangguan pertumbuhan, infeksi berulang, kesulitan makan, dan beberapa kasus yang berat menyababkan Eissenmenger Syndrome. Penyakit ini terdapat pada sekitar 10 % dari seluruh penyakit jantung bawaan. Penatalaksanaan pasien dengan ASD adalah dengan melakukan prosedur operasi atau prosedur minimal infasif. Tindakan minimal invasif yang dapat dilakukan adalah menggunakan kateter di pembuluh darah paha langsung menuju jantung dan memasukkan Atrial Septal Occluder (ASO). ASO merupakan suatu alat dengan bentuk seperti payung yang dapat menyumbat/ menutup ASD. Prosedur ini memerlukan sarana prasarana yang lengkap termasuk monitoring dengan menggunakan ekokardiografi transesofagus (TEE) untuk memastikan posisi ASO disamping sumber daya manusia yang berkompeten, Saat ini prosedur ASO dapat dilakukan di RS dr Kariadi Semarang.
Gambar Amplatzer Septal Occluder (ASO) (kiri), dan ilustrasi pemasangan ASO pada ASD (kanan)
Gambar ASO device terpasang pada ASD
b. Penutupan Patent Ductus Arteriosus (PDA) secara percutan dengan Kateter/ADO
Patent Ductus Arteriosus (PDA) merupakan suatu penyakit jantung kongenital dimana tidak menutupnya ductus arteriosus sesaat setelah lahir sehingga terdapat hubungan antara arteri pulmonalis dan aorta yang menyebabkan masuknya aliran darah aorta ke dalam arteri pulmonaslis. Kondisi ini menyebabkan pasien dengan kondisi tersebut mengalami gangguan pertumbuhan, infeksi berulang, kesulitan makan, dan beberapa kasus yang berat menyababkan Eissenmenger Syndrome. Penatalaksanaan pasien dengan PDA adalah dengan melakukan prosedur operasi atau prosedur minimal infasif. Tindakan minimal invasif yang dapat dilakukan adalah menggunakan kateter di pembuluh darah paha langsung menuju jantung dan memasukkan Amplatzer Ductal Occluder (ADO). ADO merupakan suatu alat dengan bentuk seperti payung yang dapat menyumbat/ menutup PDA. Prosedur memerlukan sarana prasarana yang lengkap serta Sumber Daya Manusia yang berkompeten, Saat ini prosedur ADO dapat dilakukan di RS dr Kariadi Semarang.
Gambar kiri adalah Amplatzer Ductal Occluder device, gambar kanan adalah ilustrasi pemasangan ADO.
Gambar pemasangan ADO pada Pasien PDA
c. Penutupan defek septum ventrikel (DSV) secara percutan dengan Kateter/ AMVO
Defek septum ventrikel (DSV) merupakan suatu penyakit jantung kongenital dimana terdapat lubang antara bilik kiri dan kanan jantung. Kondisi ini menyebabkan pasien dengan kondisi tersebut mengalami gangguan pertumbuhan, infeksi berulang, kesulitan makan, dan beberapa kasus yang berat menyababkan Eissenmenger Syndrome. Penatalaksanaan pasien dengan DSV adalah dengan melakukan prosedur operasi atau prosedur minimal invasif. Tindakan minimal invasif yang dapat dilakukan adalah menggunakan kateter di pembuluh darah paha langsung menuju jantung dan memasukkan AMVO. Prosedur memerlukan sarana prasarana yang lengkap serta Sumber Daya Manusia yang berkompeten, Saat ini prosedur AMVO dapat dilakukan di RS dr Kariadi Semarang.
Gambar penutupan defek septum ventrikel perkutan
4. Aritmia dan Elektrofisiologi
a. Pemasangan Pacu Jantung Permanen / PPM.
Permanent Pacemaker (PPM) merupakan suatu alat kecil berukuran sebesar stopwatch yang dipasasng dibawah kulit dekat jantung untuk mengontrol detak jantung. Alat ini dipasang untuk berbagai kondisi terutama pada kondisi aritmia yaitu kondisi irama jantung yang tidak normal. Penyebab gangguan irama jantung antara lain karena proses penuaan (aging), obat, kondisi genetik atau kondisi lain yang menyebabkan denyut jantung tidak normal. PPM merupakan solusi untuk memperbaiki denyut jantung tak normal tersebut.
PPM dipasang melalui prosedur operasi kecil dengan menggunakan bius lokal. Prosedur pemasangan PPM ini memerlukan sarana prasarana yang lengkap serta Sumber Daya Manusia yang berkompeten, Saat ini prosedur PPM dapat dilakukan di RS dr Kariadi Semarang
Gambar Permanent Pacemaker device (kiri), dan Ilustrasi pemasangan PPM (kanan)
Gambar X Foto Thorax dengan Permanent Pacemaker
b. Studi elektrofisiologi dan kateterisasi ablasi
Elektrofisiologi adalah pemeriksaan jantung yang menggunakan metode invasif untuk merekam dan mengevaluasi aktivitas listrik jantung. Teknik elektrofisiologi dilakukan dengan mendengarkan sinyal listrik yang mengukur aktivitas listrik di jantung untuk memahami kondisi jantung. Elektrofisiologi berfungsi untuk mengetahui penyebab atau asal aritmia (gangguan irama jantung) pasien dapat muncul. Pemeriksaan ini juga digunakan untuk mengetahui apakah pengobatan pasien yang tepat untuk mengatasi aritmianya. Pemeriksaan elektrofisiologi jantung dilakukan pada orang yang mengalami gejala atau tanda aritmia yang dapat disebabkan oleh gangguan impuls jantung atau gangguan listrik jantung. Aritmia terjadi ketika sel saraf khusus di jantung yang bertanggung jawab untuk memproduksi dan menghantarkan listrik tidak bekerja dengan baik.
Gambar prosedur studi elektrofisiologi dan kateterisasi ablasi
c. Monitor Holter
Monitor Holter adalah perangkat kecil yang dapat dipakai yang merekam irama jantung. Ini digunakan untuk mendeteksi atau menentukan risiko detak jantung tidak teratur (aritmia).
Tes monitor Holter dapat dilakukan jika elektrokardiogram tradisional (EKG atau EKG) tidak memberikan rincian yang cukup tentang kondisi jantung. Jika detak jantung tidak teratur jarang terjadi, monitor jangka panjang yang disebut perekam kejadian mungkin diperlukan.
Gambar monitor Holter
5. Operasi bedah jantung
Operasi bedah jantung yang dilakukan antara lain bedah pintas arteri koroner (BPAK), bedah jantung katup, dan bedah jantung kelainan bawaan. Operasi jantung dipersiapkan oleh tim Bedah Jantung RSUP Dr Kariadi yang berpengalaman yang terdiri dari ahli bedah jantung, ahli anestesi, ahli jantung, ahli rehabilitasi kardiovaskular, dan tenaga medis yang berkecimpung dalam pelayanan bedah jantung.
Gambar operasi bedah jantung
6. Kardiologi non invasif
a. Transtorakal Echocardiography (TTE)
TTE merupakan suatu tata cara dalam pemeriksaan diagnostik non invasive untuk mengetahui masalah atau kelainan pada jantung dengan alat ekokardiografi pada dinding dada. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui struktur dan fungsi jantung.
Gambar pemeriksaan transtorakal ekokardiografi
b. TransesophagealEchocardiography (TEE)
TEE merupakan suatu tata cara dalam pemeriksaan diagnostik non invasive untuk mengetahui masalah atau kelainan pada jantung dengan alat ekokardiografi melalui esophagus. Tujuannya untuk memperjelas gambaran ekokardiografi apabila dengan tranthroakal ekokardiografi tidak jelas.
Gambar transesofageal ekokardiografi
c. Stress Echokardiogram(SE)
Stress echokardiogram adalah tes yang dilakukan untuk menilai seberapa baik jantung bekerja di bawah tekanan. "Stres" dapat dipicu oleh olahraga di atas treadmill atau obat yang disebut dobutamine.
Ekokardiogram stres dobutamin (DSE) dapat digunakan jika pasien tidak dapat berolahraga. Dobutamin dimasukkan ke dalam pembuluh darah dan menyebabkan jantung berdetak lebih cepat. Ini meniru efek olahraga pada jantung.
Selama gema, transduser (seperti mikrofon) mengirimkan gelombang suara ultrasonik pada frekuensi yang terlalu tinggi untuk didengar. Ketika transduser ditempatkan di dada pada lokasi dan sudut tertentu, gelombang suara ultrasonik bergerak melalui kulit dan jaringan tubuh lainnya ke jaringan jantung, di mana gelombang tersebut memantul atau "bergema" dari struktur jantung. Transduser mengambil gelombang yang dipantulkan dan mengirimkannya ke komputer. Komputer menampilkan gema sebagai gambar dinding dan katup jantung.
Gambar stress ekokardiografi
d. Echocardiografi 3 Dimensi
Teknik echocardiografi 3D menangkap tampilan tiga dimensi dari struktur jantung dengan kedalaman yang lebih besar daripada echocardiografi 2D. Teknik echocardiografi 3D digunakan untuk meningkatkan kualitas gambar, kepercayaan pembaca dan untuk menilai struktur dan fungsionalitas. Echocardiografi 3-D menunjukkan tampilan anatomi jantung yang disempurnakan dan dapat digunakan untuk menentukan rencana perawatan yang tepat bagi penderita penyakit jantung Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa echocardiografi 3D lebih akurat daripada echocardiografi 2D dan dapat lebih bermanfaat dalam beberapa kasus kelainan jantung struktural.
Gambar Echocardiografi 3D
7. Prevensi dan rehabilitasi kardiovaskular
Klinik prevensi dan rehabilitasi kardiovaskular merupakan layanan baru di RSUP Dr. Kariadi. Layanan ini menawarkan konsultasi pencegahan kardiovaskular baik pencegahan primer dan sekunder. Klinik ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup pasien kardiovaskular maupun pasien dengan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Klinik prevensi dan rehabilitasi kardiovaskular menawarkan layanan konsultasi aktivitas fisik, olahraga, gizi, kesehatan jiwa, edukasi berhenti merokok, dan edukasi terkait faktor risiko kardiovaskular (kolesterol, gula, obesitas). Konsultasi aktivitas fisik dan olahraga dilakukan dengan melakukan pemeriksaan uji latih jantung dengan treadmill test dan ergocycle test.
Gambar prosedur prevensi dan rehabilitasi kardiovaskular
8. Vaskular
a. USG Doppler vaskular
Ultrasonografi vaskular menggunakan gelombang suara untuk mengevaluasi sistem peredaran darah tubuh dan membantu mengidentifikasi penyumbatan di arteri dan vena serta mendeteksi pembekuan darah. Pemeriksaan ini tidak menggunakan radiasi pengion, tidak memiliki efek berbahaya yang diketahui, dan memberikan gambar jaringan lunak yang tidak muncul pada gambar sinar-x. Pemeriksaan ini berguna pada penyakit pembuluh darah perifer dan penyakit pembuluh darah besar.
Gambar USG Doppler vascular
b. TEVAR/EVAR
Prosedur TEVAR/EVAR dilakukan dengan menempatkan stent tertutup (tabung jaring logam dengan lapisan kain) ke area arteri yang melemah. Prosedur ini dilakukan pada pasien dengan pembesaran pembuluh darah besar aorta untuk mencegah robekan maupun komplikasi pada pembesaran pembuluh darah.
Prosedur dilakukan dengan membuat sayatan kecil di arteri di bagian atas kaki dan akan memasukkan selubung (tabung pendek untuk menjaga akses yang aman ke pembuluh darah). Kawat pemandu dan kateter (tabung fleksibel tipis) dimasukkan dan diarahkan ke area yang terkena di bawah fluoroskopi. Media kontras (pewarna) akan disuntikkan ke dalam aorta toraks sehingga area tersebut terlihat jelas di bawah pencitraan untuk akurasi maksimal. Stent melewati kawat pemandu dan menuju ke lokasi pembesaran pembuluh darah, kemudian stent akan melebar untuk menutup aneurisma atau menutupi kebocoran di dinding pembuluh darah.
Gambar prosedur pemasangan EVAR
Adapun produk layanan lain yang sedangdikembangkan antara lain :
- Rehabilitasi jantung (Cardiac Rehabilitation) dengan sistem membership
- Klinik gagal jantung
- His bundle pacing
- Sports medicine and sports cardiology clinic : meningkatkan performa atlet, individu aktif, dengan atau tanpa penyakit kardiovaskular
- Telemetri jantung : mendeteksi gangguan irama saat latihan di gym, maupun saat dilakukan uji latih jalan 6 menit
- Gymnasium : menjadi fasilitas untuk pasien – pasien kardiovaskular dan pasien dengan faktor risiko kardiovaskular yang ingin menjalani olahraga dengan diawasi dokter spesialis jantung dan tenaga medis bersertifikasi, sesuai dengan peresepan latihan dokter spesialis prevensi dan rehabilitasi jantung
- Cardiopulmonary exercise test, treadmill test, ergocycle test : merupakan fasilitas uji latih dengan alat untuk memberikan peresepan latihan yang tepat pada pasien kardiovaskular. Uji latih tidak hanya melayani pasien dengan penyakit jantung, namun individu aktif maupun atlet dapat mengikuti uji latih untuk mendapatkan peresepan latihan yang optimal dari dokter tersertifikasi ahli faal olahraga
- Klinik gizi terintegrasi dengan klinik prevensi dan rehabilitasi jantung
- Klinik kesehatan jiwa terintegrasi dengan klinik prevensi dan rehabilitasi jantung3.Klinik gagal jantung
Dalam memberikan pelayanan jantung dan pembuluh darah, CC-RSDK ditunjang oleh dokter spesialis dan subspesialis yang berkompeten dibidangnya.
A. Cardiologist :
1.dr. Sodiqur Rifqi, SpJP(K), FIHA, FAsCC, FSCAI
2.dr. Yan Herry, SpJP(K), FIHA, FAsCC, FSCAI
3.dr. Susi Herminingsih, SpJP(K), FIHA, FAsCC
4.dr. Ilham Uddin, SpJP(K), FIHA, FAsCC, FSCAI
5.dr. Aruman Yudanto ABM, SpJP(K), FIHA
6.dr. Sefri Noventi Sofia, SpJP, MSi.Med, FIHA, FAsCC
7.dr. Safir, SpJP(K), FIHA
8.dr. Pipin Ardhianto, SpJP(K), FIHA
9.dr. M. Fauziar Ahnaf, SpJP, FIHA
10.dr. RR Hari Hendriarti Satoto, SpJP, FIHA, AIFO-K, CRFC
11.dr. Rille Puspitoadhi H, SpJP, FIHA
B. Cardiology internist :
1.dr. Charles Limantoro, SpPD-KKV, FINASIM
2.dr. Friska A. Helena S, SpPD-KKV, FINASIM
3.dr. Andreas Arie Setiawan, SpPD-KKV, FINASIM
C. Pediatric Cardiologist:
1.dr. Agus Priyatno, SpA(K)
2.dr. Anindita Soetadji, SpA(K)
D. Cardiovascular Surgeon:
1.dr. Sahal Fatah, Sp.BTKV
2.dr. Wahyu W, Sp.BTKV
3.dr. Ali Sodiq, Sp.BTKV
Dalam menjalankan pelayanan yang prima, CC-RSDK ditunjang oleh fasilitas pelayanan yang baik seperti :
1. Laboratorium kateterisasi : berjumlah 4 buah
2. Laboratorium ekokardiografi : berjumah 3 buah dengan 1 buah alat echocardiografi 3D
3. Treadmill test
4. Holter monitor
DIAGNOSTIK INVASIF |
||||||||||||||
No |
Pelayanan |
Bulan |
Jml |
|||||||||||
Jan |
Feb |
Mar |
Apr |
Mei |
Juni |
Juli |
Agt |
Sept |
Okt |
Nov |
Des |
|||
1 |
Angiografi koroner |
103 |
113 |
126 |
97 |
94 |
79 |
39 |
109 |
66 |
62 |
75 |
71 |
1034 |
2 |
Penyadapan jantung + anestesi |
13 |
23 |
18 |
16 |
18 |
17 |
17 |
15 |
12 |
15 |
12 |
9 |
185 |
3 |
Penyadapan jantung |
6 |
10 |
7 |
5 |
7 |
12 |
5 |
16 |
13 |
16 |
8 |
16 |
121 |
4 |
Pacu Jantung temporer/ TPM |
7 |
8 |
4 |
8 |
3 |
4 |
7 |
14 |
12 |
9 |
10 |
3 |
89 |
5 |
Pacu Jantung permanen/ PPM |
3 |
4 |
2 |
5 |
3 |
4 |
6 |
7 |
8 |
5 |
7 |
4 |
58 |
6 |
Angioplasti koroner |
1 |
0 |
0 |
0 |
1 |
1 |
0 |
3 |
0 |
1 |
0 |
1 |
8 |
7 |
PTCA dengan pemasangan stent |
83 |
80 |
91 |
63 |
74 |
109 |
74 |
77 |
71 |
82 |
85 |
76 |
965 |
8 |
PTA tanpa Stent |
0 |
3 |
0 |
0 |
1 |
0 |
0 |
13 |
23 |
1 |
6 |
0 |
47 |
9 |
Primary PCI (PAC & PCI) |
7 |
0 |
0 |
8 |
2 |
2 |
4 |
6 |
8 |
4 |
0 |
5 |
46 |
10 |
BMV |
2 |
1 |
0 |
0 |
0 |
1 |
0 |
2 |
0 |
0 |
1 |
4 |
11 |
11 |
Pericardiosentesis |
1 |
0 |
0 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
0 |
0 |
1 |
1 |
7 |
12 |
Arteriografi |
4 |
6 |
12 |
8 |
9 |
9 |
11 |
7 |
19 |
10 |
14 |
7 |
116 |
13 |
Embolisasi dengan PVA |
0 |
6 |
0 |
1 |
0 |
1 |
2 |
3 |
1 |
0 |
2 |
0 |
16 |
14 |
Embolisasi tanpa PVA |
2 |
0 |
0 |
1 |
0 |
0 |
1 |
1 |
0 |
0 |
2 |
1 |
8 |
15 |
Tace |
4 |
3 |
3 |
3 |
1 |
3 |
1 |
1 |
0 |
3 |
5 |
1 |
28 |
16 |
Aso |
0 |
1 |
1 |
0 |
0 |
0 |
0 |
1 |
0 |
0 |
1 |
0 |
4 |
17 |
Aso + Anestesi |
0 |
0 |
0 |
1 |
1 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
1 |
0 |
3 |
18 |
ADO |
0 |
0 |
0 |
1 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
1 |
2 |
19 |
ADO + Anestesi |
4 |
1 |
1 |
1 |
0 |
0 |
3 |
4 |
0 |
2 |
1 |
2 |
19 |
20 |
Embolisasi Aneurysma |
0 |
0 |
0 |
1 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
1 |
21 |
Arteriografi+Anestesi |
0 |
1 |
0 |
0 |
1 |
0 |
1 |
0 |
0 |
0 |
1 |
0 |
4 |
22 |
Guided Biopsi |
0 |
1 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
1 |
23 |
PCI Rotablator |
0 |
0 |
0 |
0 |
3 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
3 |
Jumlah |
240 |
261 |
265 |
220 |
218 |
243 |
172 |
280 |
233 |
210 |
232 |
202 |
2776 |
DIAGNOSTIK NON INVASIF |
||||||||||||||
No |
Pelayanan |
Bulan |
Jml |
|||||||||||
Jan |
Feb |
Mar |
Apr |
Mei |
Juni |
Juli |
Agt |
Sept |
Okt |
Nov |
Des |
|||
1 |
Echocardiografi |
580 |
555 |
576 |
549 |
466 |
476 |
438 |
591 |
487 |
488 |
569 |
527 |
6302 |
2 |
Treadmill |
46 |
52 |
65 |
45 |
45 |
46 |
37 |
49 |
47 |
60 |
76 |
52 |
620 |
3 |
Holter Monitoring |
6 |
8 |
2 |
2 |
4 |
2 |
0 |
5 |
6 |
3 |
3 |
2 |
43 |
4 |
Doppler |
0 |
2 |
5 |
1 |
1 |
4 |
2 |
2 |
2 |
3 |
3 |
2 |
27 |
5 |
TEE/ DSE |
6 |
10 |
6 |
4 |
10 |
10 |
7 |
7 |
0 |
1 |
1 |
3 |
65 |
6 |
Check PPM |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
0 |
0 |
3 |
2 |
0 |
12 |
7 |
EKG |
534 |
549 |
592 |
457 |
375 |
333 |
297 |
73 |
364 |
363 |
384 |
319 |
4640 |
Jumlah |
1173 |
1177 |
1247 |
1059 |
902 |
872 |
782 |
727 |
906 |
921 |
1038 |
905 |
11709 |
Sebagai RS pusat rujukan dan pusat pendidikan, RSUP dr. Kariadi terus berusaha mengembangkan dan memfasilitasi berbagai macam sarana untuk menunjang proses pendidikan kedokteran yang berkualitas dan pelayanan unggulan, diantaranya dengan melakukan penelitian dan publikasi ilmiah. Penelitian dan publikasi yang telah dilakukan antara lain :
- Tahun 2023
1.HH Satoto, N Lampus, M Febrianora, DR Desandri, B Dwiputra, AM Ambari, B Radi. Lower exercise capacity correlates with slower heart rate recovery in post-coronary artery bypass surgery patients. ESC Preventive Cardiology 2023. (Moderated poster presentation) - Tahun 2022
1.A Tonang, S Rifqi. TCTAP C-051 Szabo Technique for Accurate Stent Placement. Journal of the american college of cardiology/vol. 79 issue 15 supplement/ Pages S157-S158/ 2022
2.HH Satoto, N Lampus, M Febrianora, DR Desandri, B Dwiputra, AM Ambari, B Radi. Six-minute Walking Distance Improvements after Four Weeks of Cardiac Rehabilitation in Patients Undergoing Coronary Artery Bypass Graft Surgery. 9th Preventive Cardiology and Cardiac Rehabilitation Conference. (Poster presentation).
3.Saman Rasoul, Jasper JP Luijkx, Tobias FS Pustjens, Sonja Postma, Evelien J Kolkman, Elvin Kehdi, Sodiqur Rifqi, Michael KY Lee, Henning Ebelt, Bela Markely, Monica Verdoia, Wojciec Wojakowski, Arnoud AWJ van't Hof, Harry Suryapranata, Giuseppe de Luca. Short-Term dual antiplatelet therapy in diabetic patients admitted for acute coronary syndrome treated with a new-generation drug-eluting stent. Diabetes Metabolism Research and Reviews/ e3530/ 2022
4.Mochamad Ali Sobirin, Ilham Uddin, Udin Bahrudin, Nani Maharani, Susi Herminingsih, Hiroyuki Tsutsui. Trimetazidine improves left ventricular global longitudinal strain value in patients with heart failure with reduced ejection fraction due to ischemic heart disease. Drug Discoveries & Therapeutics. 2022; 16(4):177-184
5.Taufik Eko Nugroho, Sulistiyati Bayu Utami, Setyo Gundi Pramudo, Satrio Adi Wicaksono. The Immediate Effects of Porang-Processed Rice (Amorphophallus oncophyllus) on Blood Glucose Levels in Patients with Type 2 Diabetes Mellitus. Bali Medical Journal(Bali MedJ) 2022; Vol. 11 No. 2 (2022)
6.Selamat Budiono, Sefri Noventi Sofia. Supplementation in suppressing Troponin I and NTproBNP level in breast cancer patients with 5- fluorouracil, adriamycin, and cyclophosphamide chemotherapy. Bali Medical Journal(Bali MedJ) 2022, Volume 11, Number 3: 1721-1725
7.Desy Ayu Permitasari, Aulia Rizki Andini, Anggita Rahma Ayukusuma, Martvera Susilawati, Agus Priyatno. Stenting of Ductus Arteriosus for Duct-Dependent Pulmonary Circulation: An Emergency and Life Saving Procedure. Med Hosp 2022; vol 9 (3) : 367–372
8.Pipin Ardhianto, Dwi Retnoningrum, Mochamad Ali Sobirin. Correlation of Platelet-To-Lymphocyte Ratio and Troponin I Levels in Patients with ST-Elevation Myocardial Infarction. Med Hosp 2022; vol 9 (3) : 346–352
9.Udin Bahrudin, Yan Wisnu Prajoko, Endang Mahati, Nani Maharani. Pemberian Krim Ekstrak Moringa oleifera L. pada Tikus dengan Luka Insisi: Studi terhadap Kadar IL-1, IL-10 dan rasio IL-1:IL-10. Med Hosp 2022; vol 9 (3) : 299–305
10.An Aldia Asrial, Yan Herry, Novi Anggriyani, Suhartono, Bahrudin. Pengembangan Skor Risiko KARIADI sebagai Metode Stratifikasi Risiko Kejadian Kardiovaskular Mayor Pasca Intervensi Koroner Perkutan Primer. Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine; 2022; vol 9 (1) : 20–30
11.Bahrudin, Sodiqur Rifqi, Sugiri,Yan Herry,Ilham Uddin,Susi Herminingsih,Pipin Ardhianto,Sefri Noventi Sofia,Mochamad Ali Sobirin,Setyo Gundi mudo,Suhartono,Hardian,Lanjar Raharjoyo,Arbi Lizarda,Rinaldi Putra,Dhira Amalin TAW,L.V Bramantyo,Robert Adrianto Rahajo,Misbah Hari Cahyadi,Marco Wirawan,Lourensia Brigita AP,Made Helthayana Trisnawan,Muhamad Sofan Dani, Daniel Nugraha. Buku "Sindrom Koroner Akut: Klinis Dan Data Penelitian"
12.Susi Herminingsih, Pipin Ardhianto, Sefri Noventi Sofia, M Ali Sobirin, Aruman Yudhanto, ABM ,Bahrudin, M Fauziar Ahnaf, Hari Hendriarti Satoto ,Firman N Habibi Aboesina Sidiek Desy Ayu P Valentino Rangga Yudo Pradana Ali Zaenal Abidin. Buku Edukasi Kesehatan Jantung Dan Pembuluh Darah
13.A Perdana. Mochamad Arif Nugroho, Suhartono, Mochamad Ali Sobirin. Risk Factors for Mortality of Patients Waiting for Elective Coronary Artery Bypass Graft Surgery. World Journal of Cardiovascular Diseases; 2022, 12, 304-314
- Tahun 2021
1.Hari Hendriarti Satoto, Aditya Paramitha, Sri Hastuti Barata, Sugiri, Suhartono, Sri Wahyudati, Sefri Noventi Sofia. Effect of preoperative inspiratory muscle training on right ventricular systolic function in patients after heart valve replacement surgery. Bali Medical Journal (Bali MedJ) 2021, Volume 10, Number 1: 340-346
2.GG Tampi. "Recognizing Twiddler Syndrome: A Rare Early Complication of Dual Chamber Pacemaker Implantation". ASMIHA 2021. (Case report)
3.GG Tampi. "Cardiac Amyloidosis : A Great Pretender of Left Ventricular Hypertrophy with Systemic Manifestation". ASMIHA 2021. (Case report)
4.D Ayu. "A Case of Arrythmogenic Right Ventricular Cardimiopathy Presenting with Recurrent Ventricular Tachycardia: the Role of Imaging in Diagnosis". ASMIHA 2021. (Case report)
5.D Ayu. Ductus Arteriosus Stenting: A Promising and Life Saving Procedure for Ductal-Dependent Pulmonary Blood Flow. ASMIHA 2021. (Case report)
6.A Pradityawati. "“Succesfull management of ventricular septal rupture after myocardial infarction” using IABP bridging before surgical approach." ASMIHA 2021. (Case report)
7.MS Goma. "MR Severe send it to MVR? Not too fast, dont forget SAM". ASMIHA 2021. (Case report)
8.I Pratiwi. "Paraaortic abcess complicating an Aerococcus Viridans Endocarditis:A Case Report". ASMIHA 2021. (Case report)
9.I Pratiwi. Biventricular Heart Failure and Pulmonary Hypertension in Systemic Sclerosis : a Rare and Unusual Case Report. ASMIHA 2021. (Case report)
10.D Nugraheni. "Percutaneus transcatheter closure of VSD SADC:1st successful case reported in Kariadi Hospital". ASMIHA 2021. (Case report)
11.AS Hutomo. "When ST Segment Elevation Suddenly Become Isoelectric, Primary PCI or Not?: A Case Series of Transient STEMI in Dr. Kariadi General Hospital". ASMIHA 2021. (Case report)
12.FN Habibi. "Electrocardiographic failed detect acute coronary occlusion" When every minute counts". ASMIHA 2021. (Case report)
13.FN Habibi. "Pericardial effusion in presence of pulmonary hypertension: A great imitator for systemic autoimmune disease". ASMIHA 2021. (Case report)
14.D Nugraheni. "Chronic limb ischemia secondary to right and left ventricular thrombus: a rare complication of peripheral embolization". ASMIHA 2021. (Case report)
15.SY Pradana. Successfull Management of Recurrent Pre-excited AF: a case report. ASMIHA 2021. (Case report)
16.VR Pradipta. Association between t peak t end interval and mortality in patient with complex coronary lesion scheduled for coronary artery bypass surgery procedure. ASMIHA 2021. (Original research)
17.LD Pradipta. "Percutaneous Balloon Mitral Valvuloplasty at 32 Weeks Pregnant Woman with Severe Mitral Stenosis: A Case Report". ASMIHA 2021. (Case report)
18.AZ Abidin. Association between ST-segment depression and mortality in patient with complex coronary lesion scheduled for Coronary Artery Bypass Graft procedure. ASMIHA 2021. (Original research)
19.AR Andini. Succesful Procedure of Ductus Arteriosus Stenting: Promising Choice for Pulmonary Atresia Survival. ASMIHA 2021. (Case report)
20.P Aditya. Serological Cardiac Biomarker Pattern in Severe COVID-19 Pneumonia Patients. ASMIHA 2021. (Original research)
21.A Perdana. Risk Factor For Mortality Of Patients Waiting For Elective Coronary Artery Bypass Graft Surgery. ASMIHA 2021. (Original research)
- Tahun 2020
1.D.E. Wismiyarso, C. Adriana, A. P. Mangkoesoebroto, A. Christiawan, A. N. Sulma, L. H. D. P. Effendi, P. Ardhianto Total Occlusion of Coronary Artery Without ST Segment Elevation A Case Series of 'de Winter' Electrocardiogram Pattern. ASMIHA 2020. (Case report)
2.A. Christiawan, A. Alamsyaputra, A.Y.A.B Mochtar. Clinical and Coronary Angiographic Profile in Young Adults Presenting with ST-Elevation Myocardial Infarction: A Single Center Experience. ASMIHA 2020. (Case report)
3.A. Perdana, A. Priyatno. A 7-Month Years Old Patient With Tetralogy Of Fallot And Hypertrophic Cardiomyopathy. ASMIHA 2020. (Case report)
4.G.G. Tampi, A.S. Hutomo, A. Yudanto, B.A. Pramono. Subclinical Impairment of Left Ventricular Function by Endocardial Global Longitudinal Strain in Preeclampsia and After Preeclampsia. ASMIHA 2020. (Case report)
5.FN. Habibi G.G. Tampi, A.S Utomo, M.F Ahnaf, I Uddin. No-Reflow Phenomenon: A Complication of Late Onset Revascularization. ASMIHA 2020. (Case report)
6.L.H.D.P. Effendi, R.M. Munandar, D. Wismiyarso, A.N. Sulma, A. Christiawan, M.A. Nugroho. Perioperative Acute MyocardiaI lnfarction After Mitral Valve Replacement. ASMIHA 2020. (Case report)
7. D.A Permitasari, A.R. Andini, R. Pradipta, A. Pradityawati, M.F. Ahnaf. "Red Cell Distribution Width was Associated with The Presence of Multiple VesselsCoronary Artery Disease in ST-Segment Elevation Acute Coronary Syndrome". ASMIHA 2020. (Original research)
8.A Wardhani. "The Deadly Double Infarct Syndrome: Four Cases of Double Culprit Acute ST-Segment Elevation Myocardial Infarction With Different Outcome". INA ACC 2020. (Case report)
9.YS Pratama. In-Hospital Mortality in Cardiac Intensive Care Unit Dr.Kariadi Hospital Semarang. INA ACC 2020. (Original research)
10.MH Cahyadi. Acute Pulmonary Embolism and Sepsis in Pregnancy: do we know how to treat this situation? INA ACC 2020. (Case report)
11.LHDP Effendi. Significance of Lead aVR in Acute Coronary Syndrome. INA ACC 2020. (Case report)
12.DE Wismiyarso. Recurrent Massive Pericardial Effusion, A Tamponade or Not? A Case Report. INA ACC 2020. (Case report)
RSUP dr. Kariadi juga melakukan kerjasama dengan Rumah Sakit jejaring untuk menunjang pelayanan unggulan dan tindakan dibidang jantung dan pembuluh darah diantaranya : RSUD Keraton Pekalongan dan Rumah Sakit Nasional Diponegoro Semarang.
Kegiatan ilmiah yang rutin dikerjakan dalam rangka meningkatkan pelayanan yang unggul antara lain:
- Laporan Jaga : 2x dalam 1 minggu
- Presentasi dan diskusi ilmiah : 2x dalam 1 minggu
- Ronde besar (grand round) : 1x dalam 1 minggu
- Cardiac conference : 1x dalam 1 minggu
- Jurnal Reading : 1x dalam 1 minggu
- Semarang Cardiology Update : 1x dalam 1 tahun
- Penelitian-penelitian klinis yang sedang berlangsung.
Informasi mengenai peta lokasi, jalur dan moda transportasi yang digunakan untuk menuju RSUP Dr. Kariadi Semarang
Pesawat
Bandar Udara Ahmad Yani Semarang ⇒ Taxi ⇒ RSUP Dr. Kariadi
Kereta Api
- Stasiun Tawang Semarang ⇒ Taxi ⇒ RSUP Dr. Kariadi
- Stasiun Poncol Semarang ⇒ Taxi ⇒ RSUP Dr. Kariadi
Bus
- Dari Terminal Mangkang (Barat Kota Semarang)
- Naik Bus Trans Semarang Koridor 1 (Mangkang - Penggaron)
- Turun di halte Balai Kota (jalan Pemuda)
- Naik Bus Trans Semarang Koridor 2 (Terboyo - Sisemut)
- Turun di halte RSUP Dr. Kariadi
- Dari Terminal Terboyo (Utara Kota Semarang)
- Naik Bus Trans Semarang Koridor 2 (Terboyo- Sisemut)
- Turun di halte RSUP Dr. Kariadi
- Dari Terminal Penggaron (Timur Kota Semarang)
- Naik Bus Trans Semarang Koridor 1 (Penggaron- Mangkang)
- Turun di halte Balai Kota (jalan Pemuda)
- Naik Bus Trans Semarang Koridor 2 (Terboyo - Sisemut)
- Turun di halte RSUP Dr. Kariadi
- Dari Terminal Banyumanik (Selatan Kota Semarang)
- Naik Bus Trans Semarang Koridor 2 (Sisemut- Terboyo)
- Turun di halte RSUP Dr. Kariadi
Last Update : 26-Mar-24 By: hukmas