PARKINSON
Oleh dr. Aditya Kurnianto, Sp.S dan Dr. dr. Dodik Tugasworo Pramukarso, Sp.S(K)

• Apakah Parkinson itu?
Parkinson merupakan penyakit gangguan sistem saraf yang gejalanya semakin memberat dan memengaruhi gerakan. Gejala muncul secara perlahan, kadang-kadang dimulai dengan salah satu tangan yang gemetar dan tak disadari.
• Faktor Resiko :
- Usia : Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif yang paling lazim setelah penyakit Alzheime. Prevalensinya kira-kira 1% pada umur 65 tahun dan meningkat 4-5% pada usia 85 tahun.
- Genetik : Komponen genetik pada penyakit Parkinson telah lama dibicarakan,Telah dilakukan penelitian pada saudara kembar bahwa resiko terjadinya penyakit ini lebih besar pada orang-orang yang memiliki hubungan darah.Adanya riwayat penyakit Parkinson pada keluarga meningkatkan faktor resiko menderita penyakit Parkinson sebesar 8,8 kali pada usia kurang dari 70 tahun dan 2,8 kali pada usia lebih dari 70 tahun. Meskipun sangat jarang, jika disebabkan oleh keturunan, gejala parkinsonism tampak pada usia relatif muda.
- Pekerjaan : Lebih banyak pada orang dengan paparan metal yang lebih tinggi dan lama.
- Infeksi : Paparan virus influenza intrautero diduga turut menjadi faktor predisposisi penyakit parkinson melalui kerusakan substansia nigra.
- Diet : Konsumsi lemak dan kalori tinggi meningkatkan stres oksidatif, salah satu mekanisme kerusakan neuronal pada penyakit parkinson. Sebaliknya, kopi merupakan neuroprotektif.
- Ras : Angka kejadian Parkinson lebih tinggi pada orang kulit putih dibandingkan kulit hitam.
- Trauma kepala : Cedera pada tengkorak kepala bisa menyebabkan penyakit parkinson, meski peranannya masih belum jelas benar.
- Stress dan Depresi : Beberapa penelitian menunjukkan depresi dapat mendahului gejala motorik. Depresi dan stres dihubungkan dengan penyakit parkinson karena pada stres dan depresi terjadi peningkatan turnover katekolamin yang memacu stres oksidatif
• Stage :
- Tahap satu :Selama tahap awal ini, gejala ringan yang umumnya tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Tremor dan gejala gerakan lainnya hanya terjadi di satu sisi tubuh. Terjadi perubahan pada postur, berjalan, dan ekspresi wajah.
- Tahap Dua : Gejala mulai bertambah buruk. Tremor, rigiditas, dan gejala gerakan lainnya memengaruhi kedua sisi tubuh. Masalah berjalan dan postur yang buruk mungkin terlihat jelas. Orang itu masih bisa hidup sendiri, tetapi tugas sehari-hari lebih sulit dan panjang.
- Tahap Tiga : Dianggap sebagai tahap pertengahan, kehilangan keseimbangan dan lambatnya pergerakan merupakan keunggulan. Jatuh lebih sering terjadi. Orang tersebut masih sepenuhnya independen, tetapi gejalanya secara signifikan merusak aktivitas seperti berpakaian dan makan.
- Tahap Empat : Pada titik ini, gejalanya parah dan terbatas. Dimungkinkan untuk berdiri tanpa bantuan, tetapi gerakan mungkin memerlukan alat bantu jalan. Orang tersebut membutuhkan bantuan dengan kegiatan hidup sehari-hari dan tidak dapat hidup sendiri.
- Tahap Lima : Ini adalah tahap paling maju dan melemahkan. Kekakuan pada kaki mungkin membuat tidak mungkin untuk berdiri atau berjalan. Orang tersebut membutuhkan kursi roda atau terbaring di tempat tidur. Diperlukan asuhan keperawatan 24 jam untuk semua kegiatan. Orang tersebut mungkin mengalami halusinasi dan delusi. Komunitas Parkinson mengakui bahwa ada banyak gejala non-motorik serta gejala motorik yang penting.
• Gejala :
- Tremor/bergetar : Gejala penyakit parkinson sering luput dari pandangan awam, dan dianggap sebagai suatu hal yang lumrah terjadi pada orang tua. Salah satu ciri khas dari penyakit parkinson adalah tangan tremor (bergetar) jika sedang beristirahat. Namun, jika orang itu diminta melakukan sesuatu, getaran tersebut tidak terlihat lagi. Itu yang disebut resting tremor, yang hilang juga sewaktu tidur.
- Rigiditas/kekakuan : Pada stadium awal, rigiditas otot terbatas pada satu ekstremitas atas dan hanya terdeteksi pada gerakan pasif. Biasanya lebih jelas bila pergelangan tangan ditekuk.
- Akinesia/bradikinesia(gerakan lambat) : Bradikinesia merupakan hasil akhir dari gangguan integrasi pada impuls optik, labirin, propioseptif dan impuls sensoris di ganglia basalis. Hal ini mengakibatkan Gerakan penderita menjadi serba lambat. Dalam pekerjaan sehari-hari pun bisa terlihat pada tulisan/tanda tangan yang semakin mengecil, sulit mengenakan baju, langkah menjadi pendek dan diseret.
- Adanya perubahan status mental : tergantung kepada orang lain, mudah takut, sikap kurang tegas, depresi. Cara berpikir dan respon terhadap pertanyaan lambat (bradifrenia) biasanya masih dapat memberikan jawaban yang betul, asal diberi waktu yang cukup.
• Obat :
Pada saat ini tidak ada terapi untuk menyembuhkan penyakit ini, tetapi pengobatan dan operasi dapat mengatasi gejala yang timbul. Pengobatan penyakit parkinson bersifat individual dan simtomatik, obat-obatan yang biasa diberikan adalah untuk pengobatan penyakit atau menggantikan atau meniru dopamin yang akan memperbaiki tremor, rigiditas, dan slowness.
Perawatan pada penderita penyakit parkinson bertujuan untuk memperlambat dan menghambat perkembangan dari penyakit itu. Perawatan ini dapat dilakukan dengan pemberian obat dan terapi fisik seperti terapi berjalan, terapi suara/berbicara dan pasien diharapkan tetap melakukan kegiatan sehari-hari Hingga saat ini, pengobatan penyakit parkinson belum optimal, khususnya pada penyakit parkinson pada stadium lanjut. Pada stadium awal,walaupun penyakit parkinson masih bisa dicegah perkembangannya, tapi di Indonesia sendiri, belum ada skrining rutin yang diberikan untuk masyarakat untuk mendeteksi penyakit ini pada tahap lanjut. Untuk itu, dengan mengenali gejala-gejala pada penyakit parkinson, diharapkan bagi Anda langsung berkonsultasi dengan ahli saraf jika Anda mencurigai diri Anda atau orang terdekat Anda menderita penyakit Parkinson.
Penyebabnya sebagian besar masih belum diketahui. Meskipun tidak ada obatnya, pilihan pengobatan bervariasi dan termasuk obat-obatan dan operasi.
Tidak ada pengobatan standar untuk penyakit Parkinson (PD). Perawatan untuk setiap orang dengan Parkinson didasarkan pada gejalanya.
Perawatan termasuk pengobatan dan terapi bedah. Perawatan lain termasuk modifikasi gaya hidup, seperti lebih banyak istirahat dan berolahraga.
Ada banyak obat yang tersedia untuk mengobati gejala Parkinson, meskipun belum ada yang membalikkan efek penyakit. Adalah umum bagi orang-orang dengan PD untuk mengambil berbagai obat ini - semua pada dosis yang berbeda dan pada waktu yang berbeda dalam sehari - untuk mengelola gejala

Share:

Tags:

Beri Komentar