EFISIENSI RUMAH SAKIT MELALUI MOBILISASI DINI

Penulis :

Nama  : Amelia Elftani, STr.Keb,Bd

Ruang : Garuda 2 lt.5

Pada dasarnya instansi rumah sakit sama dengan industri lainnya, maka rumah sakit perlu memberikan pelayanan se-efisien mungkin. Efisiensi pengelolaan rumah sakit secara garis besar dapat dilihat dari dua segi yaitu segi medis yang meninjau efisiensi dari sudut mutu pelayanan medis dan dari segi ekonomi yang meninjau efisiensi dari sudut pendayagunaan sarana yang ada. Untuk mengetahui efisiensi pengelolaan pelayanan rumah sakit diperlukan adanya perhitungan empat parameter grafik barber johnson yaitu bed occupancy rate (BOR), average length of stay (AvLOS), bed turn over (BTO), dan turn over interval (TOI). (Novarinda & Dewi, 2017)

Mobilisasi dini adalah suatu kegiatan atau pergerakan atau perpindahan posisi yang dilakukan pasien setelah beberapa jam setelah operasi. Mobilisasi dini dapat dilakukan diatas tempat tidur dengan melakukan gerakan sederhana (seperti miring kanan – miring kiri dan latihan duduk) sampai dengan bisa turun dari tempat tidur, latihan berjalan ke kamar mandi dan berjalan keluar kamar (Merdawati, 2018).

Luka bekas operasi seringkali membuat pasien merasa khawatir dan takut untuk melakukan pergerakan, selain itu luka tersebut juga menimbulkan nyeri. Akibatnya pasien cenderung lebih memilih berbaring saja dan tidak mau melakukan mobilisasi secara dini setelah operasi.

1. Tujuan dan manfaat mobilisasi dini

Tujuan dari melakukan mobilisasi dini segera setelah tindakan operasi diantaranya (Merdawati, 2018) :

  • Mencegah konstipasi atau sembelit
  • Memperlancar peredaran darah
  • Membantu pernapasan menjadi lebih baik
  • Mempercepat penutupan jahitan setelah operasi
  • Mengembalikan aktivitas pasien agar dapat bergerak normal dan memenuhi kebutuhan gerak harian
  • Mengembalikan tingkat kemandirian pasien setelah operasi.

2. Dampak jika tidak melakukan mobilisasi dini

Sebagian besar pasien setelah operasi akan merasa keberatan jika dianjurkan untuk mobilisasi dini dikarenakan masih takut dengan luka jahitannya, namun perlu diketahui bahwa beberapa hal bisa terjadi apabila tidak segera melakukan mobilisasi dini diantaranya (Pristahayuningtyas,2015):

  • Penyembuhan luka menjadi lama
  • Kulit di bagian punggung menjadi lecet akibat terlalu lama berbaring
  • Badan menjadi mudah lelah dan terasa pegal akibat kurang gerak
  • Lama perawatan di rumah sakit bertambah.

3. Pelaksanaan mobilisasi dini

  • Perawat melatih berupa latihan miring kanan dan kiri sejak 6-10 jam setelah pasien sadar dari operasi
  • Latihan menggerakkan anggota gerak atas dan bawah seperti tangan dan kaki dengan cara menekuk atau meluruskan
  • Latihan pernafasan yang dapat dilakukan sambil tidur terlentang
  • Latihan duduk selama 5 menit
  • Latihan nafas dalam dan batuk efektif untuk mengeluarkan dahak dari saluran pernapasan bawah setelah operasi (Budianto et al., 2018).
    1) Batuk efektif dapat dilakukan dengan napas dalam terlebih dahulu melalui hidung selama 4 detik, ditahan selama 2 detik, kemudian keluarkan dengan bibir mencucu (dibulatkan) selama 8 detik.
    2) Anjurkan mengulangi tarik napas dalam hingga 3 kali
    3)Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas dalam yang ke-3
  • Mampu merubah posisi dari posisi tidur terlentang menjadi setengah duduk (Marlitasari et al., 2010).

 Poster mobilisasi diunggah oleh elza paselinjani , 9 November 2019

Poster mobilisasi diunggah oleh elza paselinjani , 9 November 2019

 

Tentunya mobilisasi dini memiliki manfaat yang luar biasa bagi pasien yaitu menjadi lebih sehat dan mengurangi rasa nyeri setelah operasi disamping pemberian obat anti nyeri. Selain itu, mobilisasi dini juga dapat mempercepat penyembuhan terutama luka jahitan operasi.

Mobilisasi dini yang tidak dilakukan dengan baik, dapat berdampak pada bertambahnya waktu perawatan di rumah sakit. Hal ini tentu akan mempengaruhi efisiensi pelayanan pasien rawat inap. Sejalan dengan istruksi pimpinan RSUP Dr. Kariadi terkait efisiensi, maka dukungan dan peran serta aktif dari nakes dapat diwujudkan dengan edukasi, pendampingan dan monitoring mobilisasi dini.

Enam (6) Nilai yang selalu melekat dan menggelora pada setiap pribadi karyawan RSUP dr Kariadi yaitu : Kepercayaan (trust), Integritas (integrity), Peduli (care), Profesional, Efisien dan Kebersamaan. Ayo dengan semangat “Langkah kecil untuk efisiensi”, mari tingkatkan kepedulian terhadap mobilisasi dini.

 

 

Daftar Pustaka :

  1. Budianto, Agustanti, D., & Astini, Y. (2018). Pengaruh Edukasi Batuk Efektif Terhadap Perilaku Batuk Efektif Pasien Post Operasi Dengan Anestesi Umum. Jurnal Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang, XIII(2), 180–185.
  2. Maharani, T. D., & Waluyo, A. (2013). Gambaran Implementasi Mobilisasi Dini Oleh Perawat Pada Klien Post Operasi ORIF Fraktur Ekstremitas Bawah Di RSUP Fatmawati. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 1–8.
  3. Marlitasari, H., Al Ummah, B., & Iswati, N. (2010). Gambaran Penatalaksanaan Mobilisasi Dini Oleh Perawat Pada Pasien Post Appendiktomy DI RS PKU Muhammadiyah Gombong. In Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan (Vol. 6, Issue 2).
  4. Merdawati, L. (2018). Satuan Acara Penyuluhan Mobilisasi Dini Pasca Operasi Di Ruang IRNA Bedah Pria. Program Studi Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Andalas.
  5. Novarinda, I., & Dewi, D. R. (2017). Efisiensi Pengelolaan Di Bangsal Asoka Berdasarkan Grafik Barber Johnson Di Rumah Sakit Sumber Waras Triwulan I-IV Tahun 2016. INOHIM, 5(1).
  6. Pristahayuningtyas, R. C. Y. (2015). Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Perubahan Tingkat Nyeri Klien Post Operasi Apendiktomi Di Ruang Bedah Mawar Rumah Sakit Baladhika Husada Kabupaten Jember. Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember.

 

 

Share:

Tags:

Beri Komentar