RADANG TELINGA TENGAH

Dr. Dian Ayu Ruspita, Sp.THT-KL, Msi. Med

 

Radang telinga tengah adalah suatu peradangan selaput mukosa telinga tengah yang ditandai dengan perforasi membran timpani (robeknya gendang telinga), keluar cairan telinga yang dapat disertai kurang pendengaran baik itu akut (kurang dari 2 bulan) maupun kronik (lebih dari 2 bulan).

Radang telinga tengah akut (OMA/Otitis Media Akut) lebih sering terjadi pada bayi & anak-anak setelah sebelumnya didahului dengan riwayat ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) yaitu terjadinya demam, batuk & pilek, anak sulit makan/minum. OMA sendiri biasanya ditandai dengan gejala seperti di atas disertai nyeri pada telinga, pada bayi biasanya ditandai dengan rewel yang tak kunjung mereda dan bila terjadi keluar cairan telinga, demam & rewel yang dialami anak akan mereda. Kejadian OMA adalah sekitar 5,8% dari jumlah kunjungan ke dokter. Penyebab OMA sendiri bisa berasal dari virus maupun bakteri. Risiko terjadinya OMA akan meningkat pada lingkungan yang kurang higienis, posisi anak pada saat menyusui dengan menggunakan botol, kelainan anatomi pada wajah atau kepala, paparan asap rokok, dll. Bagi para orangtua khususnya perlu diwaspadai terjadinya OMA pada bayi/anak apabila didapatkan gejala & tanda klinis seperti di atas karena di khawatirkan penyakit berlanjut & menimbulkan komplikasi yang lebih buruk.

Komplikasi dari OMA adalah OME (Otitis Media dengan Efusi) yaitu terkumpulnya cairan di dalam telinga yang dapat mengakibatkan kurang pendengaran yang akhirnya mengganggu proses bicara pada anak. Komplikasi yang lain adalah OMSK (Otitis Media Supuratif Kronik) yaitu proses penyakit yang terus berjalan (kronik), meningitis (radang selaput otak), encephalitis (radang otak), abses otak, dll yang tentu saja dapat meningkatkan resiko kematian.

Pengobatan OMA meliputi pemberian antibiotika dan pengobatan simtomatis gejala penyakit yang menyertai. Tidak jarang pula dokter melakukan tindakan miringotomi (pembuatan lubang pada gendang telinga) sebagai langkah pengobatan mengeluarkan cairan di dalam telinga agar penyakit tidak berlanjut dan tidak terjadi komplikasi. Tindakan pembedahan dapat dilakukan bila terdapat komplikasi atau terjadi perluasan infeksi yang tidak membaik dengan pemberian obat-obatan.

Radang telinga tengah kronik (OMSK/Otitis Media Supuratif Kronik) adalah peradangan selaput mukosa telinga tengah yang berlangsung lebih dari 2 bulan. OMSK dapat terjadi pada semua umur. Gejala yang dominan dari OMSK adalah keluar cairan telinga yang terus menerus dan tidak membaik dengan pengobatan. Komplikasi hampir sama dengan dengan terjadinya OMA dan sering disertai dengan kurang pendengaran yang makin lama makin berat.

Pengobatan OMSK meliputi pemberian antibiotika dan pembersihan telinga secara berkala (ear toilet). Tindakan pembedahan sering dilakukan dikarenakan proses penyakit yang berlangsung lama mengakibatkan kerusakan jaringan yang semakin luas.

Radang telinga tengah adalah suatu peradangan selaput mukosa telinga tengah yang ditandai dengan perforasi membran timpani (robeknya gendang telinga), keluar cairan telinga yang dapat disertai kurang pendengaran baik itu akut (kurang dari 2 bulan) maupun kronik (lebih dari 2 bulan).

Radang telinga tengah akut (OMA/Otitis Media Akut) lebih sering terjadi pada bayi & anak-anak setelah sebelumnya didahului dengan riwayat ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) yaitu terjadinya demam, batuk & pilek, anak sulit makan/minum. OMA sendiri biasanya ditandai dengan gejala seperti di atas disertai nyeri pada telinga, pada bayi biasanya ditandai dengan rewel yang tak kunjung mereda dan bila terjadi keluar cairan telinga, demam & rewel yang dialami anak akan mereda. Kejadian OMA adalah sekitar 5,8% dari jumlah kunjungan ke dokter. Penyebab OMA sendiri bisa berasal dari virus maupun bakteri. Risiko terjadinya OMA akan meningkat pada lingkungan yang kurang higienis, posisi anak pada saat menyusui dengan menggunakan botol, kelainan anatomi pada wajah atau kepala, paparan asap rokok, dll. Bagi para orangtua khususnya perlu diwaspadai terjadinya OMA pada bayi/anak apabila didapatkan gejala & tanda klinis seperti di atas karena di khawatirkan penyakit berlanjut & menimbulkan komplikasi yang lebih buruk.

Komplikasi dari OMA adalah OME (Otitis Media dengan Efusi) yaitu terkumpulnya cairan di dalam telinga yang dapat mengakibatkan kurang pendengaran yang akhirnya mengganggu proses bicara pada anak. Komplikasi yang lain adalah OMSK (Otitis Media Supuratif Kronik) yaitu proses penyakit yang terus berjalan (kronik), meningitis (radang selaput otak), encephalitis (radang otak), abses otak, dll yang tentu saja dapat meningkatkan resiko kematian.

Pengobatan OMA meliputi pemberian antibiotika dan pengobatan simtomatis gejala penyakit yang menyertai. Tidak jarang pula dokter melakukan tindakan miringotomi (pembuatan lubang pada gendang telinga) sebagai langkah pengobatan mengeluarkan cairan di dalam telinga agar penyakit tidak berlanjut dan tidak terjadi komplikasi. Tindakan pembedahan dapat dilakukan bila terdapat komplikasi atau terjadi perluasan infeksi yang tidak membaik dengan pemberian obat-obatan.

Radang telinga tengah kronik (OMSK/Otitis Media Supuratif Kronik) adalah peradangan selaput mukosa telinga tengah yang berlangsung lebih dari 2 bulan. OMSK dapat terjadi pada semua umur. Gejala yang dominan dari OMSK adalah keluar cairan telinga yang terus menerus dan tidak membaik dengan pengobatan. Komplikasi hampir sama dengan dengan terjadinya OMA dan sering disertai dengan kurang pendengaran yang makin lama makin berat.

Pengobatan OMSK meliputi pemberian antibiotika dan pembersihan telinga secara berkala (ear toilet). Tindakan pembedahan sering dilakukan dikarenakan proses penyakit yang berlangsung lama mengakibatkan kerusakan jaringan yang semakin luas.

Radang telinga tengah adalah suatu peradangan selaput mukosa telinga tengah yang ditandai dengan perforasi membran timpani (robeknya gendang telinga), keluar cairan telinga yang dapat disertai kurang pendengaran baik itu akut (kurang dari 2 bulan) maupun kronik (lebih dari 2 bulan).

Radang telinga tengah akut (OMA/Otitis Media Akut) lebih sering terjadi pada bayi & anak-anak setelah sebelumnya didahului dengan riwayat ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) yaitu terjadinya demam, batuk & pilek, anak sulit makan/minum. OMA sendiri biasanya ditandai dengan gejala seperti di atas disertai nyeri pada telinga, pada bayi biasanya ditandai dengan rewel yang tak kunjung mereda dan bila terjadi keluar cairan telinga, demam & rewel yang dialami anak akan mereda. Kejadian OMA adalah sekitar 5,8% dari jumlah kunjungan ke dokter. Penyebab OMA sendiri bisa berasal dari virus maupun bakteri. Risiko terjadinya OMA akan meningkat pada lingkungan yang kurang higienis, posisi anak pada saat menyusui dengan menggunakan botol, kelainan anatomi pada wajah atau kepala, paparan asap rokok, dll. Bagi para orangtua khususnya perlu diwaspadai terjadinya OMA pada bayi/anak apabila didapatkan gejala & tanda klinis seperti di atas karena di khawatirkan penyakit berlanjut & menimbulkan komplikasi yang lebih buruk.

Komplikasi dari OMA adalah OME (Otitis Media dengan Efusi) yaitu terkumpulnya cairan di dalam telinga yang dapat mengakibatkan kurang pendengaran yang akhirnya mengganggu proses bicara pada anak. Komplikasi yang lain adalah OMSK (Otitis Media Supuratif Kronik) yaitu proses penyakit yang terus berjalan (kronik), meningitis (radang selaput otak), encephalitis (radang otak), abses otak, dll yang tentu saja dapat meningkatkan resiko kematian.

Pengobatan OMA meliputi pemberian antibiotika dan pengobatan simtomatis gejala penyakit yang menyertai. Tidak jarang pula dokter melakukan tindakan miringotomi (pembuatan lubang pada gendang telinga) sebagai langkah pengobatan mengeluarkan cairan di dalam telinga agar penyakit tidak berlanjut dan tidak terjadi komplikasi. Tindakan pembedahan dapat dilakukan bila terdapat komplikasi atau terjadi perluasan infeksi yang tidak membaik dengan pemberian obat-obatan.

Radang telinga tengah kronik (OMSK/Otitis Media Supuratif Kronik) adalah peradangan selaput mukosa telinga tengah yang berlangsung lebih dari 2 bulan. OMSK dapat terjadi pada semua umur. Gejala yang dominan dari OMSK adalah keluar cairan telinga yang terus menerus dan tidak membaik dengan pengobatan. Komplikasi hampir sama dengan dengan terjadinya OMA dan sering disertai dengan kurang pendengaran yang makin lama makin berat.

Pengobatan OMSK meliputi pemberian antibiotika dan pembersihan telinga secara berkala (ear toilet). Tindakan pembedahan sering dilakukan dikarenakan proses penyakit yang berlangsung lama mengakibatkan kerusakan jaringan yang semakin luas.

Radang telinga tengah adalah suatu peradangan selaput mukosa telinga tengah yang ditandai dengan perforasi membran timpani (robeknya gendang telinga), keluar cairan telinga yang dapat disertai kurang pendengaran baik itu akut (kurang dari 2 bulan) maupun kronik (lebih dari 2 bulan).

Radang telinga tengah akut (OMA/Otitis Media Akut) lebih sering terjadi pada bayi & anak-anak setelah sebelumnya didahului dengan riwayat ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) yaitu terjadinya demam, batuk & pilek, anak sulit makan/minum. OMA sendiri biasanya ditandai dengan gejala seperti di atas disertai nyeri pada telinga, pada bayi biasanya ditandai dengan rewel yang tak kunjung mereda dan bila terjadi keluar cairan telinga, demam & rewel yang dialami anak akan mereda. Kejadian OMA adalah sekitar 5,8% dari jumlah kunjungan ke dokter. Penyebab OMA sendiri bisa berasal dari virus maupun bakteri. Risiko terjadinya OMA akan meningkat pada lingkungan yang kurang higienis, posisi anak pada saat menyusui dengan menggunakan botol, kelainan anatomi pada wajah atau kepala, paparan asap rokok, dll. Bagi para orangtua khususnya perlu diwaspadai terjadinya OMA pada bayi/anak apabila didapatkan gejala & tanda klinis seperti di atas karena di khawatirkan penyakit berlanjut & menimbulkan komplikasi yang lebih buruk.

Komplikasi dari OMA adalah OME (Otitis Media dengan Efusi) yaitu terkumpulnya cairan di dalam telinga yang dapat mengakibatkan kurang pendengaran yang akhirnya mengganggu proses bicara pada anak. Komplikasi yang lain adalah OMSK (Otitis Media Supuratif Kronik) yaitu proses penyakit yang terus berjalan (kronik), meningitis (radang selaput otak), encephalitis (radang otak), abses otak, dll yang tentu saja dapat meningkatkan resiko kematian.

Pengobatan OMA meliputi pemberian antibiotika dan pengobatan simtomatis gejala penyakit yang menyertai. Tidak jarang pula dokter melakukan tindakan miringotomi (pembuatan lubang pada gendang telinga) sebagai langkah pengobatan mengeluarkan cairan di dalam telinga agar penyakit tidak berlanjut dan tidak terjadi komplikasi. Tindakan pembedahan dapat dilakukan bila terdapat komplikasi atau terjadi perluasan infeksi yang tidak membaik dengan pemberian obat-obatan.

Radang telinga tengah kronik (OMSK/Otitis Media Supuratif Kronik) adalah peradangan selaput mukosa telinga tengah yang berlangsung lebih dari 2 bulan. OMSK dapat terjadi pada semua umur. Gejala yang dominan dari OMSK adalah keluar cairan telinga yang terus menerus dan tidak membaik dengan pengobatan. Komplikasi hampir sama dengan dengan terjadinya OMA dan sering disertai dengan kurang pendengaran yang makin lama makin berat.

Pengobatan OMSK meliputi pemberian antibiotika dan pembersihan telinga secara berkala (ear toilet). Tindakan pembedahan sering dilakukan dikarenakan proses penyakit yang berlangsung lama mengakibatkan kerusakan jaringan yang semakin luas.

Radang telinga tengah adalah suatu peradangan selaput mukosa telinga tengah yang ditandai dengan perforasi membran timpani (robeknya gendang telinga), keluar cairan telinga yang dapat disertai kurang pendengaran baik itu akut (kurang dari 2 bulan) maupun kronik (lebih dari 2 bulan).

Radang telinga tengah akut (OMA/Otitis Media Akut) lebih sering terjadi pada bayi & anak-anak setelah sebelumnya didahului dengan riwayat ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) yaitu terjadinya demam, batuk & pilek, anak sulit makan/minum. OMA sendiri biasanya ditandai dengan gejala seperti di atas disertai nyeri pada telinga, pada bayi biasanya ditandai dengan rewel yang tak kunjung mereda dan bila terjadi keluar cairan telinga, demam & rewel yang dialami anak akan mereda. Kejadian OMA adalah sekitar 5,8% dari jumlah kunjungan ke dokter. Penyebab OMA sendiri bisa berasal dari virus maupun bakteri. Risiko terjadinya OMA akan meningkat pada lingkungan yang kurang higienis, posisi anak pada saat menyusui dengan menggunakan botol, kelainan anatomi pada wajah atau kepala, paparan asap rokok, dll. Bagi para orangtua khususnya perlu diwaspadai terjadinya OMA pada bayi/anak apabila didapatkan gejala & tanda klinis seperti di atas karena di khawatirkan penyakit berlanjut & menimbulkan komplikasi yang lebih buruk.

Komplikasi dari OMA adalah OME (Otitis Media dengan Efusi) yaitu terkumpulnya cairan di dalam telinga yang dapat mengakibatkan kurang pendengaran yang akhirnya mengganggu proses bicara pada anak. Komplikasi yang lain adalah OMSK (Otitis Media Supuratif Kronik) yaitu proses penyakit yang terus berjalan (kronik), meningitis (radang selaput otak), encephalitis (radang otak), abses otak, dll yang tentu saja dapat meningkatkan resiko kematian.

Pengobatan OMA meliputi pemberian antibiotika dan pengobatan simtomatis gejala penyakit yang menyertai. Tidak jarang pula dokter melakukan tindakan miringotomi (pembuatan lubang pada gendang telinga) sebagai langkah pengobatan mengeluarkan cairan di dalam telinga agar penyakit tidak berlanjut dan tidak terjadi komplikasi. Tindakan pembedahan dapat dilakukan bila terdapat komplikasi atau terjadi perluasan infeksi yang tidak membaik dengan pemberian obat-obatan.

Radang telinga tengah kronik (OMSK/Otitis Media Supuratif Kronik) adalah peradangan selaput mukosa telinga tengah yang berlangsung lebih dari 2 bulan. OMSK dapat terjadi pada semua umur. Gejala yang dominan dari OMSK adalah keluar cairan telinga yang terus menerus dan tidak membaik dengan pengobatan. Komplikasi hampir sama dengan dengan terjadinya OMA dan sering disertai dengan kurang pendengaran yang makin lama makin berat.

Pengobatan OMSK meliputi pemberian antibiotika dan pembersihan telinga secara berkala (ear toilet). Tindakan pembedahan sering dilakukan dikarenakan proses penyakit yang berlangsung lama mengakibatkan kerusakan jaringan yang semakin luas.

Share:

Tags:

Beri Komentar