REHABILITASI MEDIK PADA BELL’S PALSY

Oleh : dr. Robby Tjandra, Sp.KFR, dr. Juwita Kusumadewi

RSUP Dr. Kariadi Semarang

 

Apa itu Bell’s Palsy?

Bell’s Palsy merupakan kelemahan saraf tepi wajah yang terjadi pada satu sisi wajah dan timbul secara mendadak. Tanda dan gejala Bell’s Palsy meliputi: kelemahan otot pada satu sisi wajah, tidak mampu menutup kelopak mata pada satu sisi, kesemutan pada satu sisi wajah, mengeluarkan air mata berlebih pada satu sisi mata, perubahan sensasi pengecapan, nyeri pada satu sisi wajah, gangguan pendengaran, dan gangguan penglihatan. Seseorang yang mengalami Bell’s Palsy dapat mengalami satu atau lebih tanda dan gejala tersebut. Penyebab pasti dari Bell’s Palsy tidak diketahui secara pasti (idiopatik), akan tetapi Bell’s Palsy lebih sering muncul pada usia dewasa, wanita hamil, menderita penyakit diabetes melitus, hipertensi, infeksi virus herpes, dan memiliki riwayat paparan suhu dingin.

 

Apa tujuan rehabilitasi?

Sesuai dengan konsep rehabilitasi medik yaitu usaha gabungan terpadu dari segi medik, sosial dan kekaryaan, maka tujuan rehabilitasi medik pada Bell’s palsy adalah untuk mengurangi/mencegah kelemahan saraf tepi wajah menjadi bertambah dan membantu mengatasi problem sosial serta psikologi agar penderita tetap dapat melaksanakan aktivitas kegiatan sehari-hari.

 

Bagaimana tatalaksana rehabilitasi pada Bell’s Palsy?

Program Fisioterapi

  1. Pemanasan
  2. Pemanasan permukaan dengan infra red.
  3. Pemanasan dalam berupa Shortwave Diathermy atau Microwave Diathermy.
  1. Stimulasi listrik

Tujuan pemberian stimulasi listrik yaitu menstimulasi otot untuk mencegah/memperlambat terjadi penurunan masa otot sambil menunggu proses regenerasi dan memperkuat otot yang masih lemah.

  1. Latihan otot-otot wajah dan massage wajah

Latihan gerak volunteer (sadar) yang diberikan setelah fase akut, latihan berupa mengangkat alis tahan 5 detik, mengerutkan dahi, menutup mata dan mengangkat sudut mulut, tersenyum, bersiul/meniup (dilakukan didepan cermin dengan konsentrasi penuh).

Massage adalah manipulasi sitemik dan ilmiah dari jaringan tubuh dengan maksud untuk perbaikan/pemulihan. Pada fase akut, Bell’s palsy diberi pijatan lembut secara perlahan dan berirama. Gentle massage (pijatan lembut) memberikan efek mengurangi pembengkakan, memberikan relaksasi otot dan mempertahankan tonus otot.

 

Program Terapi Okupasi

Pada dasarnya terapi disini memberikan latihan gerakan pada otot wajah. Latihan diberikan dalam bentuk aktivitas sehari-hari atau dalam bentuk permainan. Latihan dapat berupa latihan berkumur, latihan minum dengan menggunakan sedotan, latihan meniup lilin, latihan menutup mata dan mengerutkan dahi di depan cermin.

 

Program Ortotik Prostetik

Dapat dilakukan pemasangan “Y” plester dengan tujuan agar sudut mulut yang sakit tidak jatuh. Dianjurkan agar plester diganti tiap 8 jam. Perlu diperhatikan reaksi intoleransi kulit yang sering terjadi.

 

Jenis latihan apa saja yang dapat dilakukan oleh pasien di rumah?

  • Latihan wajah yang dapat dilakukan minimal 2 - 3 kali sehari. Kualitas latihan lebih utama daripada kuantitasnya, untuk itu lakukan sebaik mungkin.
  • Lanjutkan dengan gerakan-gerakan wajah tertentu yang dapat merangsang otak untuk tetap memberi sinyal untuk menggerakkan otot-otot wajah
  • Lakukan latihan di depan cermin, gerakan yang dilakukan berupa:
    • Tersenyum
    • Mencucurkan mulut kemudian bersiul
    • Mengatupkan bibir
    • Mengerutkan hidung
    • Mengerutkan dahi
    • Menarik sudut mulut secara manual dengan telunjuk dan ibu jari
    • Mengangkat alis secara manual dengan keempat jari panjang (selain ibu jari)
    • Membuka dan menutup kelopak mata

 

Share:

Tags:

Beri Komentar