Apa itu nasofaring? Mengapa bisa tumbuh kanker pada organ tersebut? Nasofaring merupakan bagian dari faring, yakni saluran yang terletak antara rongga hidung, mulut, dan kerongkongan. Dengan kata lain, nasofaring merupakan salah satu bagian pada tenggorokan bagian atas yang terletak di belakang hidung dan di balik langit-langit rongga mulut.

Kanker nasofaring merupakan penyakit yang ada pada daerah ini. Karena letaknya di belakang, kanker ini sulit terdeteksi dan biasanya pasien datang ketika sudah stadium lanjut. Jika telinga Anda berdengung, terasa seperti penuh atau istilah dalam bahasa Jawa brebegen meskipun bukan karena kemasukan air, bisa jadi itu merupakan salah satu gejala tumor atau kanker nasofaring. Gejala umum kanker nasofaring antara lain pilek, hidung tersumbat, mimisan (nose sign), telinga berdengung, pendengaran berkurang (ear sign), pandangan menjadi ganda seperti mata juling (eye sign), nyeri (cranial sign), dan gejala metastasis; pembengkakan kelenjar getah bening pada daerah leher/benjolan di leher. Ini terjadi jika stadium sudah lanjut. Kelima gejala ini tak selalu semuanya timbul. Jika Anda mengalami salah satunya, sebaiknya langsung memeriksakan diri ke dokter. Virus Epstein Barr Para ahli menyebutkan penyebab utama kanker nasofaring adalah virus Epstein Barr (VEB), meskipun pemicunya bisa dari berbagai faktor. VEB masuk kedalam tubuh yang sering terkena infeksi, iritasi kronis, daya tahan tubuh rendah (antibodi terhadap virus meningkat), serta sering mengonsumsi makanan berpengawet dan mengandung MSG (monosodium glutamat). Virus Epstein Barr tidak langsung menimbulkan gejala ketika masuk ke dalam tubuh. Ia tertidur dalam saluran nafas (mukosan). Ia akan aktif jika didukung beberapa faktor yang sudah disebutkan di atas. Plus faktor gaya hidup tidak sehat lainnya, seperti perokok (aktif atau pasif), mengonsumsi minuman beralkohol, dan sering terkena polusi. Faktor pendukung yang paling tidak disadari atau sering diabaikan adalah iritasi. Iritasi membawa radikal bebas, yang mempercepat kerusakan, lalu tubuh mudah infeksi, dan menjadi tumor.

 

Sumber iritasi paling besar adalah tempat yang tinggi polusi udara atau suara. Misalnya orang yang bekerja pada pabrik, SPBU, dan tempat parkir basement. Rokok jelas merupakan salah satu sumber iritasi besar. Jadi, para perokok memiliki risiko besar. Memang tidak semua perokok pasti akan terkena kanker nasofaring, tapi dari semua kasus tumor atau kanker nasofaring, sebagian besar merupakan perokok aktif. Ia pun menjelaskan, untuk mendeteksi dan memastikan seseorang menderita kanker nasofaring akan dilakukan biopsi. Setelah terdeteksi, ada tiga tahap pemeriksaan, yakni T; untuk mengetahui sampai seberapa besarnya tumor, N; memeriksa pembesaran kelenjar getah bening, dan M; mengetahui penyebarannya; metastasis yang lebih jauh. Karena kanker nasofaring bisa berkembang hingga menyerang paruparu, jantung, ginjal, lambung, dan tulang. Ada tiga jenis tahapan perkembangan kanker nasofaring, yakni WHO 1; enam bulan, WHO 2; kurang lebih 3-5 bulan, dan WHO 3; 1-2 bulan. Ini merupakan penyebaran paling cepat, sekaligus yang paling respon terhadap terapi/pengobatannya. Ketika masih pada stadium satu, kanker nasofaring bisa dibuang melalui operasi. Ini tentu karena pemeriksaan dini, langsung dideteksi, dan langsung ditangani. Dan karena gejala awalnya mirip flu biasa, bila berlangsung terusmenerus atau setelah meminum obat (flu) penyakit juga tak kunjung sembuh, itulah saatnya Anda harus kembali memeriksakan diri ke dokter. Pengobatan utama kanker nasofaring adalah radioterapi. Pada stadium satu, hanya radioterapi. Stadium dua hingga empat, kombinasi radioterapi dan kemoradiasi. Melakukan terapi tersebut secara bersamaan, karena kanker nasofaring sensitif terhadap radiasi dan kemoterapi. Pada stadium satu, tingkat kesembuhan bisa mencapai 90%. Sementara stadium tiga dan empat, hanya 40%. Ini karena kanker sudah mengalami metastasis atau menyebar ke beberapa bagian tubuh. Saat ini, angka harapan hidup (lima tahun) penderita kanker nasofaring sangat sedikit, karena biasanya tak sampai tiga tahun, penderita meninggal dunia. Karena itu, jika terjadi sesuatu yang tidak biasa pada tubuh, Anda harus memeriksakan diri ke dokter terdekat atau rumah sakit.

 

Oleh:dr Dwi Antono SpTHT-KL(K) dari RSUP dr Kariadi Semarang

Share:

Tags: Kanker Rongga Hidung

Beri Komentar