Sahabat sehat, sejalan dengan perkembangan jaman, pola penyakit di Indonesia mengalami pergeseran dari penyakit infeksi dan kekurangan gizi menjadi penyakit degeneratif yang salah satunya adalah diabetes melitus. Indonesia memiliki lebih dari 12 juta penduduk diatas 15 tahun yang menderita diabetes melitus. Sebagian besar faktor risiko diabetes melitus adalah gaya hidup yang tidak sehat seperti kurangnya aktivitas fisik.
Aktivitas fisik adalah pergerakan tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga, yang meliputi aktivitas fisik sehari-hari dan olahraga, sedangkan menurut WHO yang dimaksud dengan aktivitas fisik adalah kegiatan yang dilakukan paling sedikit 10 menit tanpa henti.
Aktivitas fisik dibagi atas tiga tingkatan yakni aktivitas fisik ringan, sedang, berat. Aktivitas fisik ringan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan menggerakkan tubuh. Aktivitas fisik sedang adalah pergerakan tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga cukup besar. Sedangkan aktivitas fisik berat adalah pergerakan tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga besar.
Ketika beraktivitas fisik, tubuh akan menggunakan glukosa dalam otot untuk diubah menjadi energi. Hal tersebut menyebabkan kekosongan glukosa dalam otot. Kekosongan yang terjadi menyebabkan otot untuk menarik glukosa dalam darah sehingga kadar glukosa dalam darah akan turun.
Pada kasus diabetes tipe 2 aktivitas fisik sangat membantu dalam penyerapan glukosa darah kedalam otot. Pada saat otot berkontraksi permeabilitas membran terhadap glukosa meningkat. Sehingga saat otot berkontaksi akan bertindak seperti insulin. Maka dari itu saat beraktivitas fisik, resistensi insulin berkurang.
Pada orang yang belum menderita diabetes, aktivitas fisik akan menghindarkan diri dari risiko diabetes. Karena manfaat utama aktivitas fisik adalah menurunkan kadar gula darah, mencegah kegemukan, serta menurunkan tekanan darah. Selain itu aktivitas fisik juga dapat menurunkan risiko keropos tulang (osteoporosis) pada wanita, mengendalikan kadar kolesterol, meningkatkan daya tahan dan sistem kekebalan tubuh, memperbaiki kelenturan sendi dan kekuatan otot, memperbaiki postur tubuh, mengendalikan stres, mengurangi kecemasan.
Sumber : World Health Organization (WHO). 2010. Physical Activity In Guide to Community Preventive Services. WHO.
Beri Komentar